Rabu, 27 April 2011

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PERTISIPASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEPEMIMPINAN, DAN MOTIVASI KERJA


1. Pendahuluan
            Akhir-akhir ini kita menyaksikan banyak lembaga pendidikan yang gulung tikar karena tidak mendapatkan siswa. Hal ini diawali dari ketidak-harmonisan hubungan antara pimpinan dengan guru dan karyawan, dan juga terjadinya diskomunikasi antar komponen pendidikan. Ditambah lagi dengan tidak adanya upaya untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut, sehingga permasalahan intern sekolah terus berlanjut. Kesejahteraan guru tidak lagi menjadi prioritas akibatnya kinerja guru semakin buruk dan pada akhirnya berimbas pada siswa. Semakin hari keadaan semakin kacau, siswa sudah tidak diperhatikan lagi, guru banyak yang malas mengajar sehingga sekolah berubah nama menjadi sekolah 89 (masuk jam delapan pulang jam sembilan). Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin berkurang dan pada tahun-tahun berikutnya tidak ada lagi orang tua yang mau memasukan anaknya kesekolah tersebut.
            Tampak jelas di depan mata, kita sering menyaksikan lembaga pendidikan yang begitu mentereng dan mewah. Pengelolanya bergaya gedongan, rumahnya mewah bagai istana, kendaraannya berjejer sampai kehalaman, hampir semua merek mobil terpampang dirumahnya. Tapi setelah kita menengok ke dalam sekolah yang dikelolanya dan bertanya pada guru yang ada disana, ternyata banyak diantara mereka yang kondisinya sangat memprihatinkan, jangankan untuk membeli rumah dan kendaraan, untuk bayar kontrakan saja mereka sering menunggak. Masih banyak pengelola lembaga pendidikan yang hanya memikirkan kepentingan pribadinya dan keluarganya saja, mereka menganggap bahwa lembaga pendidikan yang mereka kelola merupakan sumber penghasilan bagi keluarga mereka. Bahkan ketika para sesepuh dan pendiri lembaga tersebut meninggal dunia, lembaga pendidikan tersebut menjadi rebutan. Padahal lembaga pendidikan yang mereka kelola berada diatas tanah wakap yang jelas-jelas adalah milik umat. Beberapa contoh kasus belum lama ini tejadi, di Universitas Islam Sumatra Utara (UISU) sebuah Universitas tertua dikota itu yang menjadi kebanggaan umat Islam, tarjadi bentrokan dua kubu Pengelola dan Mahasiswa yang Pro Hajah Suryani dan yang Pro Helmi Nasution. Hajah Suryani adalah salah satu istri dari Pendiri Lembaga tersebut sedangkan Helmi Nasution adalah salah satu anak dari pendiri. Keduanya mengaku sebagai salah satu yang berhak mengelola lembaga tersebut dan memiliki semua asset yang ada didalamnya. Harta lah yang membutakan hati mereka karena jumlah Mahasiswa yang mencapai 8000 Mahasiswa dengan biaya kuliah yang mahal sehingga menghasilkan omset milyaran rupiah setiap tahunya. Ada lagi kasus perebutan kampus Trisakti antara pendiri dan pengelola, Thoby Mutis sebagai pengelola merasa turut membangun kampus tersebut sehingga besar seperti sekarang, sedangkan pendiri merasa kampus tersebut adalah buah karyanya sehingga mereka berhak memiliki semua asetnya. Sampai sekarang perebutan asset kampus tersebut belum selesai. Dan masih banyak lagi kasus yang lain yang pada akhirnya harus mengorbankan Guru terlebih lagi siswa. Ketika lembaga tersebut masih kecil dan keadaannya memprihatinkan mereka saling meyodorkan tanggung jawab, akan tetapi ketika lembaga tersebut berkembang dan menghasilkan banyak uang mereka memperebutkanya. Sengguh harta telah membutakan hati mereka.   
            Ketika mereka mendapat amanah untuk memimpin, mereka memimpin secara sewenang-wenang. Uang BKG (bantuan kesejahteraan Guru) yang seharusnya menjadi hak guru sepenuhnya, mereka sunat dengan alasan tertentu yang tidak logis. Guru yang vocal dan kritis mereka tendang begitu saja tanpa diberi pesangon sedikitpun, padahal guru tersebut telah berjuang disekolah tersebut sejak awal pendirian. Pada awal pendirian setiap guru dituntut untuk bersama-sama memperjuangkan kemajuan sekolah, dengan iming-iming kesejahteraan yang lebih baik, akan tetapi setelah sekolah maju dan mendatangkan banyak income, meraka ditinggalkan dan kesejahteraannya diabaikan. Para guru rela digaji dibawah UMR selama bertahun-tahun, tanpa diberi penghargaan yang layak sehingga sangat cocok bila guru mendapatkan gelar  sebagai “Pahlawan tanpa tanda jasa”.
            Pengelola Yayasan menganggap bahwa kemajuan sekolah yang selama ini dirasakan merupakan hasil kerja keras mereka dan keluarganya saja, sehingga meraka melupakan kontribusi para dewan guru yang begitu ikhlas mengajar demi kemajuan anak didiknya. Mereka alergi terhadap kritikan, lebih-lebih kalau kritikan itu datangnya dari guru, kalau ada guru yang mengkritik dengan entengnya mereka berkata : “Kalau sudah tidak suka lagi mengajar disini ya sudah, cari saja sekolah lain yang lebih baik, masih banyak kok guru yang lain yang mengantri ingin mengajar disini”. Kalau ada guru yang bertanya tentang pemotongan uang BKG mereka lantas berkata: “kalau tidak ada tanda tangan kami (kepala sekolah) uang ini tidak akan turun dan berada ditangan anda”. Sungguh picik pikiran mereka bukannya memberikan solusi dan menambah uang bantuan yang hanya sedikit jumlahnya, eh  malah disunat, dimanakah hati nurani mereka.
            Seandainya guru mau menghitung secara matematika berapa besar investasi meraka di sekolah dan berapa jumlah uang yang harus dibayarkan kepada setiap guru yang dikeluarkan. Jika diasumsikan UMR yang telah ditetapkan oleh pemerintah “tujuh ratus ribu rupiah” perbulan, sedangkan rata-rata gaji yang mereka terima hanya “tiga ratus ribu rupiah”, berarti setiap bulan seorang guru berinvestasi “empat ratus ribu rupiah”. Jika seorang guru telah mengajar selama sepuluh tahun berarti setiap guru mempunyai investasi terhadap sekolah sebesar “empat puluh delapan juta rupiah”. Sanggupkah sekolah membayar uang sebesar itu untuk setiap guru yang dikeluarkan. Sebagai seorang guru mungkin kita tidak akan sepicik itu dengan menuntut uang pesangon sebesar itu. Tapi yang diharapkan seorang guru adalah peningkatan kesejahteraan secara adil, bukan hanya pihak pengelola sekolah dan keluarganya saja yang sejahtera  tapi guru juga bisa menikmati kesejahteraan walaupun hanya untuk menutupi belanja dapur dan keperluan rumah tangga lainya.         
Tugas seorang pemimpin (pengelola sekolah) adalah menciptakan suatu pengelolaan pendidikan yang memberikan suasana yang kondusif bagi guru dan karyawan, sehingga guru dapat melaksanakan tugas profesionalnya secara kreatif dan produktif, serta memberikan jaminan kesejahteraan  dan pengembangan karirnya.1 Jabatan Kepala sekolah dalam hal ini sangat strategis karena kepala sekolah merupakan jabatan struktural dalam bidang pendidikan yang mengemban kewenangan profesi dimana selaku pimpinan bertugas untuk mengarahkan dan membimbing tenaga-tenaga kependidikan. Dengan demikian jabatan struktural kepala sekolah tidak terlepas dari tuntutan penguasaan kemampuan kepemimpinan dan kemampuan propesional bidang pendidikan.
            Kepala sekolah yang propesional adalah kepala sekolah yang mampu memberdayakan berbagai potensi yang ada untuk tujuan pendidikan secara maksimal maupun menyelesaikan berbagai masalah yang terkait dengan pengelolaan sekolah. Menurut Gary Easthope, kepemimpinan akan berkembang apabila melibatkan juga siswa.2
            Sebagai komponen proses pembelajaran disekolah, guru, karyawan dan siswa perlu dilibatkan dalam proses kepemimpinan, dan jika perlu diberi kesempatan untuk mengevaluasi kemampuan kepemimpinan mereka. Selanjutnya Everard dan Moris mengatakan bahwa ada tiga komponen penting yang merupakan tanggung jawab seorang pemimpin yaitu : 1). Mengelola SDM (Managing People); 2). Mengelola organisasi (Managing organization); dan 3). Mengelola perubahan (Managing Change).3 Masih menurut Everard dan Morris ketiga tanggung jawab inilah yang harus dilakukan oleh kepala sekolah agar dia berhasil dalam memimpin sekolah nya. Lebih jauh lagi Thurow menyatakan bahwa pemimpin yang baik adalah mereka yang dapat memberikan kepada orang lain apa yang harus mereka lakukan dan bukan bagaimana cara melakukannya. 4
            Dengan demikian nampak jelas bahwa peran kepemimpinan dalam upaya meningkatkan mutu sekolah amat penting, sebagaimana dinyatakan oleh Beck dan Murphy bahwa kepemimpinan merupakan salah satu syarat utama keberhasilan suatu sekolah. 5 lebih lanjut lagi beck dan Murphy  menyatakan bahwa kepemimpinan tidak hanya melibatkan kekuatan satu orang saja  melainkan pembagian tanggung jawab antar seorang pemimpin dan semua komponen yang ada disekolah. 
            Seorang Kepala sekolah juga harus selalu memberikan motivasi kepada guru, karyawan dan siswa agar semua komponen pendidikan tersebut dapat terus meningkatkan dan mengembangkan terus profesinya dengan baik. Karena profesionalisme guru dan juga karyawan merupakan tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap lembaga pendidikan.  

 2. Pengertian Profesionalisme Guru
            Profesi guru merupakan profesi yang sangat mulia, baik dalam pandangan masyarakat maupun dalam pandangan agama. Sebelum kita membahas lebih jauh tentang profesi guru terlebih dahulu kita bahas dulu tugas dan tanggung jawab antara guru dan karyawan. Guru adalah tenaga profesional dalam bidang pendidikan sedangkan karyawan adalah tenaga profesional dalam bidang administrasi yang bertugas membantu guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Kedua komponen tersebut harus terjalin kerja sama yang baik sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan keduanya mempunyai tanggung jawab yang sama yaitu mencapai tujuan pendidikan.
            Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik (guru), dan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan merupakan komponen utama pendidikan. Ketiganya membentuk sustu triangle, jika hilang salah satu komponen maka hilang pula hakekat pendidikan.6 Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya profesionalisme guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.7  
            Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan  profesional. Berbeda dengan profesional dibidang  lain, profesionalisme guru adalah menyebar-luaskan kreativitas dan inovitas (semangat belajar) bagi siswa.8 Selanjutnya Mastuhu menjelaskan beberapa kriteria kecerdasan profesionalisme guru yaitu :
A.    Otonom, kejujuran, keahlian, tanggung jawab, komitmen, dan independent
B.     Keahlian diperoleh dari pembelajaran dan pengembangan bukan hanya latihan/magang.
C.     Keahlianya melampaui batas kemajuan fisik namun intelelektualnya terus berjalan.
            Profesional adalah memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. 9 Menurut pasal 39 ayat 2 Undang-Undang  Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaran pembelajaran sesuai dengan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan prinsip-prinsip profesional untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan.
            Guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat di lakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik kompetensi dan sertifikat pendidikan  dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.  
            Untuk memenuhi kebutuhan guru yang profesional maka pemerintah menyelenggarakan uji kompetensi bagi para guru dengan sertifikasi,  baik unsur guru yang berstatus pegawai negeri maupun swasta. Bagi guru yang telah memiliki sertifikasi profesi diberikan tunjangan profesional  yang diambil dari anggaran pendidikan diluar gaji pokok dan tunjangan-tunjangan lainnya.
            Dalam Bab IV pasal 8 RUU Guru dan Dosen dijelaskan : guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kemudian dalam pasal 9 dijelaskan bahwa kualifikasi dimaksud adalah guru wajib memiliki kualifikasi akademik melalui perguruan tinggi program sarjana atau diploma empat. Pada pasal 10 dijelaskan kompetensi guru dimaksud meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Selanjutnya dijelaskan yang dimaksud dengan kompetensi paedagogik  adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik. Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dan yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat.      
            Profesionalisme guru merupakan tuntutan profesi yang harus dipenuhi oleh setiap guru. Apalagi dengan berbagai kebijakan pemerintah yang sudah mulai berpihak kepada guru. Tahun 2007 ini rencananya pemerintah akan memangkas jumlah pegawai negeri dari empat juta orang akan dirampingkan menjadi dua juta orang dan selama beberapa tahun kedepan pemerintah tidak akan merekrut pegawai negeri baru. Dari empat juta pegawai negeri di Indonesia hampir separuhnya adalah guru. Dengan demikian Jika tidak ada pegawai negeri baru berarti anggaran untuk merekrut pegawai negeri dapat disalurkan kepada guru-guru swasta yang selama ini selalu dianak-tirikan dalam hal anggaran oleh pemerintah. Diharapkan beberapa tahun kedepan guru swasta tidak akan berlomba-lomba lagi mengejar PNS karena  kesejahteraan mereka setara dengan PNS, mereka akan berlomba-lomba mengejar uji kompetensi untuk mendapatkan  tunjangan profesional. Semoga semua harapan para guru dapat menjadi kenyataan dan bukan hanya sekedar wacana saja.

3. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan
            Istilah partisipasi diambil dari bahasa asing participation yang artinya mengikut sertakan pihak lain.10 Partisipasi adalah keterlibatan ego atau diri sendiri / personal (kejiwaan) lebih dari pada keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja.11 Partisipasi menurut Tannembaun dan Schmidt adalah suatu rangkaian kesatuan prilaku kepemimpinan mulai berpusat pada pimpinan sampai berpusat pada bawahan.12 Pengambilan keputusan adalah jawaban yang pasti terhadap suatu kenyataan, keputusan harus dapat menjawab pertanyaan: Tentang apa yang seharusnya  dilakukan dan apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan memilih sesuatu yang mungkin dilakukan.13
Dari beberapa definisi tersebut dapat di artikan bahwa partisipasi dalam pengambilan keputusan adalah keterlibatan seseorang secara mental adan emosional dalam memilih beberapa alternatif pilihan sehingga mereka bersedia memberikan sumbangan pemikiran, terlibat dalam proses analisis, pemecahan masalah dan termasuk dalam pengambilan keputusan.
Untuk dapat meningkatkan profesionalisme guru seorang pimpinan (Kepala Sekolah) harus melibatkan guru dan karyawan dalam pengambilan berbagai macam keputusan terutama keputusan yang berhubungan langsung dengan guru dan karyawan. Hal ini dimaksudkan agar segala keputusan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan penuh keikhlasan.
Untuk memenuhi segala kebutuhan tersebut maka para pemimpin dalam kepemimpinannya dituntut untuk dapat melakukan beberapa hal antara lain: 1). Harus senantiasa mengikut sertakan atau mengajak bawahan untuk berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan ide-ide atau gagasan, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan cara seperti ini bawahan merasa ikut bertanggung jawab dan bangga karena mereka ikut serta dalam mencapai tujuan organisasi, sehingga dalam melaksanakan tugasnya mereka termotivasi; 2). Menginformasikan secara tegas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara-cara mengerjakan tugasnya dan kendala-kendala yang dihadapi organisasi. Tentunya informasi ini dilakukan melalui komunikasi dua arah melalui interpersonal. Dengan cara seperti ini bawahan akan merasa dihargai dan diperhatikan, sehingga minat dan perhatian terhadap pekerjaan akan semakin meningkat; 3). Memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi yang dicapainya; 4). Memberikan tanggung jawab secara otonomi dalam tugasnya, sehingga memiliki kebebasan didalam mengambil keputusan sendiri dan dapat menumbuhkan daya kreatifitas bawahan. Dalam hal ini pemimpin harus meyakinkan bahwa ia mampu melaksanakan tugas itu dengan baik, sehingga bawahan akan merasa bangga atas kepercayaan pimpinan terhadap kemampuan bawahanya. Selain itu bawahan yang diberikan kepercayaan untuk melaksanakan tugas akan merasa bertanggung jawab; 5). Memberikan konpensasi dalam bentuk insentif, secara adil. Besarnya konpensasi harus disesuaikan dengan kemampuan dan beban tugas yang diembanya. Hal ini perlu dilakukan secara konsisten agar pegawai  yang berprestasi tidak berhenti dan memacu pegawai lainya untuk mencapai prestasi; 6). Mempromosikan pegawai yang telah memenuhi persyaratan promosi. Dalam hal ini persyaratan promosi harus diinformasikan kepada semua guru dan karyawan disekolah, agar mereka mengetahuinya secara jelas. Hal ini  penting untuk memotivasi guru dan karyawan dalam mengejar persyaratan dimaksud; 7). Mengikut sertakan guru dan karyawan dalam berbagai jenis pelatihan sesuai dengan kebutuhan kompetensi dalam tugasnya dan termotivasi dalam melaksanakan tugasnya. Tentunya guru dan pegawai dan  yang telah mengikuti pelatihan harus segera didayagunakan pada tugas yang relevan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pimpinan agar guru dan pegawai dapat berpartisipasi secara aktif yaitu: 1). Lebih banyak komunikasi dua arah; 2). Lebih banyak memberi kesempatan bagi bawahan untuk mempengaruhi keputusan; 3). Kepala sekolah dan jajaran pejabat dibawahnya jangan terlalu bersikap agresif; dan 4). Potensi Guru dan pegawai untuk membuat sumbangan yang berarti dan positif, diakui dalam derajat yang lebih tinggi. 14
Selain itu juga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar guru dan pegawai terlibat secara aktif diantaranya: 1). Mengembangkan serangkaian pertanyaan singkat untuk diberikan kepada Pemimpin terpilih untuk dikomentari dan dikembalikan sebelum pertemuan-pertemuan pendahuluan; 2). Mengadakan serangkaian pertemuan kelompok fokus yang dirancang untuk mendapatkan masukan dari mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut; 3). Menunjuk gugus tugas yang beranggotakan pihak-pihak tertarik secara antar bagian untuk membantu menentukan faktor-faktor yang perlu dibicarakan. 15
Partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi, namun demikian tinggi rendahnya pertisipasi tersebut akan sangat bergantung pada motivasi kerja dan kepemimpinan. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya bahwa Partisipasi dalam pengambilan keputusan mempunyai hubungan positif dengan motivasi kerja dan kepemimpinan.

4.  Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru  Melalui Motivasi Kerja
            Kata Motivasi berasal dari kata latin yaitu Movere yang berarti ” To Move” (Dorongan).16 James dan H Donelly dan kawan-kawan mendifinisikan motivasi dengan definisi : seluruh kondisi kekuatan dari dalam diri untuk berusaha sekuat tenaga yang menggambarkan keinginan, hasrat gerakan, dsb.17 Kemudian Mike dan Lewis mendifinisikan  motivasi sebagai suatu langkah (tindakan ) yang dilakukan oleh orang-orang yang komitmen kepada diri mereka sendiri untuk mencapai tujuan yaitu memenuhi segala kebutuhanya.18 Robin mendifinisikan motivasi sebagai suatu kemauan untuk menggunakan segala upaya yang paling tinggi dari tujuan organisasi disesuaikan dengan kemampuan yang diupayakan untuk memenuhi beberapa kebutuhan individu. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhanya sendiri dan dikaitkan dengan tujuan suatu organisasi, jadi organisasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan individu, dan begitupun sebaliknya individu juga harus melakukan upaya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.
Motivasi kerja merupakan sesuatu yang sangat penting, karena  dapat menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan. Oleh sebab itu pimpinan harus senantiasa berupaya meningkatkan motivasi kerja bawahanya serta harus memiliki kemampuan didalam memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan motivasi, terutama memahami kebutuhan yang di manifestasikan melalui perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas. Perilaku pegawai dalam suatu organisasi akan muncul karena adanya interaksi secara vertikal dan horizontal antara pimpinan dengan bawahan dan antara bawahan dengan bawahan. Perilaku itu sendiri ditampilkan sesuai dengan sistem nilai atau aturan ketentuan yang berlaku dalam organisasi serta mempunyai latar belakang dorongan yang berbeda satu dengan lainya karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda pula. 19
Dari beberapa uraian diatas, menunjukan bahwa perilaku pegawai pada hakikatnya adalah penampilan kerja yang didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Jika kebutuhan itu merupakan faktor penyebab lahirnya perilaku pegawai, maka dapat dipastikan bahwa kebutuhan yang paling kuat pada saat tertentu, akan merupakan daya dorong yang menggerakan untuk bekerja kearah tercapainya tujuan. Selanjutnya apabila kebutuhan yang paling kuat telah terpenuhi biasanya kekuatan kebutuhan yang tinggi akan bergeser kepada kebutuhan lain.
Sehubungan dengan itu kebutuhan yang mendasari motivasi dapat dikelompokan dalam dua katagori, pertama adalah teori kepuasan (content Theory) yang menekankan pada pemahaman faktor-faktor dalam diri individu sebagai penyebab timbulnya tindakan tertentu. Yang kedua adalah teori proses (Process Theory) yang menekankan pada bagaimana dan dengan tujuan apa individu di motivasi.20
Teori kepuasan  menekankan pentingnya memahami faktor kebutuhan setiap pegawai sebagai penyebab timbulnya dorongan untuk melaksanakan  tugas agar dapat diserasikan dengan keinginan pimpinan dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam pandangan ini berarti setiap pimpinan harus mampu memahami perilaku sebagai manifestasi dari kebutuhan. Selanjutnya memilih cara yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sedangkan teori Proses menekankan pada upaya menciptakan lingkungan kerja yang memungkinkan dapat membangkitkan motivasi kerja, baik dalam bentuk seuasana kerja, hubungan kerja, kebijakan maupun kepemimpinan.
Beberapa teori yang mendukung teori kepuasan kerja antara lain : Teori Dua Faktor Hezberg Teori Kebutuhan Maslow, dan Teori ERG dari Aldelfer. Dalam teori Hezberg dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor pada dasarnya membuat motivasi dan kepuasan yang lebih tinggi, akan tetapi ketiadaanya tidak sangat negatif. 21 Faktor ini disebut faktor-faktor motivasi, motivator-motivator atau alat pemuas, karena faktor-faktor tersebut cenderung memotivasi dan memberi kepuasan. Selanjutnya dalam kaitanya dengan kepuasan, hezberg mengemukakan bahwa motivasi kerja ditentukan oleh dua faktor. Pertama, faktor yang tidak dapat memberikan kepuasan  dalam bekerja (Dissatisfier) atau yang disebut Faktor Hygiene, antara lain: gaji, jaminan kerja, kondisi kerja, status, kebijakan organisasi, dan kualitas hubungan antar pribadi. Dalam hal ini perbaikan gaji dan kondisi kerja tidak akan menimbulkan kepuasan kerja, melainkan hanya mengurangi ketidak puasan kerja. Faktor ini disebut faktor intrinsik. Kedua, faktor yang memberikan kepuasan dalam bekerja (Satisfier) atau faktor motivator yang meliputi faktor prestasi, tantangan pekerjaan, pengakuan, tanggung jawab, dan faktor promosi. Apabila faktor ini terpengaruh dalam pekerjaan maka mengerakan motivasi kuat Dan apabila faktor ini tidak ada maka akan menimbulkan rasa ketidak puasan yang berlebihan. Faktor ini disebut Faktor Intrinsik. 22
Hezberg dalam teori dua faktor menganggap bahwa timbulnya motivasi itu, antara lain didorong oleh faktor kepuasan kerja yang dikaitkan dengan konteks pekerjaan. Disamping itu tersirat unsur kebutuhan yang dapat menimbulkan kepuasan pegawai, namun lebih menekankan pada kebutuhan yang bersipat khusus yang berkaitan dengan aspek pekerjaan. Sedangkan teori kebutuhan menurut Maslow lebih menekankan psikologis manusia dalam kehidupan secara umum.
Teori kedua adalah teori Kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Menurutnya manusia itu didorong untuk melakukan sesuatu karena ingin memenuhi kebutuhanya. Karena kebutuhan tidak dapat dipenuhi sekaligus, maka kebutuhan-kebutuhan tersebut cenderung mempunyai perioritas dalam pemenuhanya. Akibatnya orang-orang mempunyai tingkat kebutuhan yang berlainan.23 Kebutuhan ini tersusun menurut urutan potensi hirarki. Susunan hirarki ini menunjukan bahwa kebutuhan lebih tinggi tidak memotivasi sikap seseorang kecuali bila kebutuhan yang lebih rendah sudah terpenuhi. Kebutuhan manusia menurut Maslow terbagi menjadi lima jenis: 1). Kebutuhan Fisik 2). Kebutuhan Keselamatan dan keamanan 3). Kebutuhan sosial, 4). Kebutuhan Penghargaan dan status 5). Kebutuhan Pemenuhan diri (Aktualisasi diri). Tingkatan pertama dan kedua disebut dengan kebutuhan golongan bawah sedangkan tingkatan ketiga sampai kelima merupakan kebutuhan golongan atas. Kebutuhan tingkat pertama berhubungan dengan fisik dasar yang perlu untuk memelihara kehidupan dan kesejahteraan yang layak. Apabila kebutuhan ini terpenuhi, kebutuhan fisik dasar cenderung menerima prioritas.
Kebutuhan tingkat kedua keselamatan dan keamanan erat hubunganya dengan pemeliharaan kehidupan dan kesejahteraan jangka panjang. Orang-orang ingin mampu bekerja, baik esok hari, maupun hari ini mereka membutuhkan keselamatan, dan mereka menghendaki bantuan, dan perlindungan yang layak apabila mereka mendapat kecelakaan atau dan mereka membutuhkan kemanan bila mereka tidak kuat lagi untuk bekerja karena usianya yang telah lanjut. Kebutuhan golongan bawah dipenuhi dengan makanan, pakaian, perumahan,, pembayaran  untuk membeli barang-barang dan perlengkapan rumah tangga, tunjangan tambahan untuk memberikan keamanan dan bantuan serta penghargaan.
Tiga tingkat yang lebih atas disebut kebutuhan golongan atas, dan kebutuhan mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan kebutuhan golongan bawah. Pemenuhan kebutuhan sosial seperti harta benda dan kasih sayang, sulit dilakukan secara berlebihan. Demikian pula, kebutuhan akan penghargaan, yang dipenuhi dengan pengenalan orang-orang lain atau rasa pertumbuhan dan prestasi perseorangan jarang dipenuhi secara berlebihan pula. Pada dasarnya kebutuhan yang lebih tinggi banyak berhubungan dengan perasaan dan nilai ketimbang dengan kebutuhan fisik.
Kebutuhan yang paling tinggi adalah pemenuhan sendiri (aktualisasi diri), kebutuhan ini dipenuhi apabila orang-orang sudah mencapai semuanya yang mereka mampu mencapainya. Dengan cara ini mereka menemukan pemenuhan diri mereka. Hanya keadaan pikiran ini jarang tercapai, dan biasanya hal ini tidak menerima prioritas kecuali kebutuhan yang lebih rendah telah dipenuhi secara layak.
Pada dasarnya teori Maslow dan Hezberg mempunyai kategori yang sama yakni faktor motivator (satisfier) yang dapat dikategorikan dengan kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan sosial, sedangkan faktor higieni dapat dikelompokan kedalam kebutuhan fisik.
Teori kebutuhan yang ketiga adalah teori ERG (Existenci-Relatedness Growth)  yang dikemukakan oleh Aldelfer, yaitu : Kebutuhan Eksisitensi (E), meliputi kebutuhan fisik, dan rasa aman; Kebutuhan Relatedness (R), meliputi kebutuhan sosial / status, dan kebutuhan Growt (G), meliputi kebutuhan untuk dihargai dan dihormati.24 Pada dasarnya Maslow dan Aldelfer mempunyai pandangan yang sama terhadap tingkatan kebutuhan manusia. Kebutuhan eksistensi (Aldelfer) sama kategorinya dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman (Maslow), kebutuhan keterikatan (Aldelfer) sama dengan kategori kebutuhan rasa cinta (Maslow, dan kebutuhan pertumbuhan (Aldelfer) sama dengan kategori kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri (Maslow).
Bertitik tolak pada teori kebutuhan menurut Maslow mulai dari kebutuhan tingkat dasar sampai dengan tingkat atas merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan oleh setiap pemimpin dalam rangka meningkatkan motivasi kerja. Hal ini penting, karena kebutuhan merupakan salah satu unsur motivator yang menjadi penyebab timbulnya motivasi. Oleh karena itu, pemimpin mulai dari level bawah sampai dengan level atas dalam kepemimpinannya harus mampu menggali jenis kebutuhan yang ada pada setiap bawahan, sehingga dimungkinkan dapat memenuhi kebutuhan bawahanya secara tepat dan berdampak pada motivasi kerja yang tinggi. Untuk itu, seorang pemimpin dalam kepemimpinannya harus tanggap dan mampu memenuhi kebutuhan psikologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan panghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Dari pembahasan diatas imflikasi terhadap sekolah, antara lain bahwa seorang pemimpin (Ketua yayasan, kepala sekolah dan jajaranya) harus mampu meningkatkan motivasi kerja Guru dan karyawan dengan cara memberikan konpensasi yang sesuai dengan beban kerja yang diembannya, tentunya disesuaikan dengan kemampuan sekolah dalam memberikan kompensasi tersebut, baik yang berupa insentif maupun lainya.

5. Upaya Meningkatkan Propesionalisme guru melalui  Kepemimpinan
            Betapa mulianya profesi seorang pemimpin sehingga Emmet C. Murphi dalam pengantar bukunya IQ pemimpin mengutif tulisan Daniel Boorstin tentang pemimpin dalam majelis parade mengatakan: ”Dunia dewasa ini mungkin memilih (pemimpin-pemimpin ) tetapi mereka dibawah bayang-bayang para selebritis. Para pemimpin dikenal karena prestasi mereka; sedangkan kaum selebritis  mencerminkan kemungkinan-kemungkinan pers dan media, kaum-kaum selebritis adalah yang membuat berita tetapi (para pemimpin) adalah orang yang membuat sejarah’.25 Pemimpin adalah seseorang yang mempengaruhi orang lain melalui proses komunikasi, sehingga menyebabkan orang lain itu bertindak  untuk mencapai tujuan tertentu.26 kegiatan seorang pemimpin biasanya meliputi kegiatan untuk : 1). Mengambil keputusan; 2). Mengadakan komunikasi; 3). Memberikan motivasi; 4). Menyeleksi orang-orang yang akan diperlukanya dan 5). Mengembangkan orang-orang itu. Kegiatan seorang pemimpin adalah kegiatan memimpin yang disebut kepemimpinan. Kepemimpinan adalah jenis kegiatan manajerial dan memusatkan parhatian pada interaksi antar pribadi antar pemimpin satu atau lebih bawahan, dengan maksud memperbesar  efektifitas organisasi. 27
Rodman C. Drake menjelaskan paling sedikit ada delapan sifat pribadi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin  yaitu: 28 1). Kemampuan untuk memusatkan  perhatian; 2). Penekanan pada nilai yang sederhana, pemimpin suatu organisasi menganut seperangkat nilai yang sederhana, dan selalu menekankan nilai itu dalam pidato, bahan tertulis, dan dalam rapat dengan pegawai, menumbuhkan persetujuan dalam organisasi; 3). Selalu bergaul dengan orang, pemimpin yang efektif selalu tetap bergaul dengan pegawai baik didalam organisasi maupun diluar organisasi,  khususnya masyarakat finansial, pemimpin pemerintahan, ilmuan, dan akademisi; 4). Menghindari profesionalisme tiruan, yaitu seorang manajer yang menggunakan saran bantu konsep secara tidak efektif, yaitu saran bantu manajemen dan konsep manajeman mengenai perumusan perencanaan strategis, pemimpin sejati fokus kearah mana organisasi harus bergerak dan menghindari gerakan tidak efektif; 5). Mengelola perubahan, sifat ini melengkapi sifat pandangan luas selalu memilih bayangan dari masa depan organisasi, seorang pemimpin harus terampil dalam mengadakan perubahan, konsensus, demikian pula memimpin untuk mengurangi resiko; 6). Memilih orang, setiap pemimpin yang efektif mahir mengikuti pikiran dan mempertahankan bawahan yang berbakti dan mempromosikan mereka dalam organisasi; 7). Hindari mengerjakan semuanya sendiri, pemimpin yang berhasil menyadari bahwa mereka tidak mengetahui semuanya; sebagai manusia biasa mereka memiliki pengetahuan dan kemampuan terbatas; 8). Menghadapi kegagalan, akhirnya satu sifat pemimpin yang berhasil adalah kemampuan untuk menangani kegagalan. Pemimpin sejati tidak akan ragu-ragu untuk menghadapi kemunduran dan akan mengakui tanggung jawabnya bila memang begitu keadaanya. Yang lebih penting lagi, pemimpin seperti itu akan belajar dari kesalahan yang telah diperbuat dan akan maju terus pantang menyerah.
Dari hasil penelitian yang dilakukakn oleh Universitas Michigan ditemukan dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas ( Job-Centered) yang cenderung lebih mementingkan tujuan organisasi dari pada memperhatikan Bawahan dan kedua adalah jenis kepemimpinan yang berorientasi pada staf (Employee-Centered).29 Keduanya memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi faktor penggerak motivasi kerja pegawai. Namun efektif atau tidaknya kedua gaya kepemimpinan tersebut tentu bergantung kepada kemampuan dan keterampilan pemimpin dalam menerapkan gaya kepemimpinannya secara tepat. Pada fase awal ketika bawahan pertama kali memasuki organisasi, gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas akan sangat dominan untuk diterapkan. Kerana pada fase ini bawahan masih belum memahami tugasnya, sehingga mereka sangat perlu dibimbing dan diberi instruksi dalam melaksanakan tugas pekerjaanya agar terbiasa dengan peraturan dan prosedur organisasi, tetapi jika bawahan sudah mulai memahami dan sudah matang serta telah termotivasi didalam melaksanakan tugasnya, pemimpin harus memberikan kepercayaan dan dukungan serta membina hubungan lebih akrab dengannya. Seiring dengan itu, secara bertahap gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas harus sudah mulai dikurangi dan beralih kepada gaya kepemimpinan yang berorientasi bawahan. Dalam hal ini yang paling penting adalah pemimpin harus mampu mengubah gaya kepemimpinanya secara variatif sesuai dengan tuntunan lingkungan kerja serta dapat memotivasi pegawai.
            Dari uraian tentang kepemimpinan diatas diharapkan lahir seorang pemimpin yang baik dan dapat meningkatkan Propesionalisme guru dengan cara memberikan kesempatan kepada para guru dan pegawai untuk dapat ikut seta memikirkan kemajuan sekolah, sehingga dari sekolah dapat melahirkan guru-guru yang ikhlas dalam beramal tanpa dibebani oleh berbagai permasalah yang berkaitan dengan kurangnya kesejahteraan, Wallahu A’lamu Bissowaf.

Catatan :
1 Ruhenda, Refornasi Pendidikan dan Profesionalisme Guru (Jurnal Ilmiah Khazanah Vol 1 No.2 Mei 2005), Hal 10.
2  Gari Easthope, Community Hierarchy and open Education (Great Britian :Routledge and Kegan Paul Ltd, 1975 ), Hal 19-20.
3 K.B Everrd and Geoffrey, Morris, Efective School Management, (London : Paul Chapman Publishing Ltd, 1996). Hal 1-300
4  http://www . Ucsy. Colorado. Edu /~isj xxx/002/htm…
5  Lynn, G. Beck and Joseph Murphy, The Four Imperatives of Successful School (USA : Corwin Press Inc 1996) hal 102.
6 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan kurikulum, ( Bandung :Pt. Remaja Rosda Karya 1984)  hal. 191
7  lembaga DPR RI , RUU Guru dan Dosen, bab I pasal I tentang ketentuan umum,
8   Mastuhu, Masalah Mendasar Sub Sistem Pendidikan Nasional dan Propesionalisme Guru, di sampaikan dalam seminar guru.
9  Op. Cit hal. 20
10 E C Alex. S Nitisemito, Manajemen Personalia Manajemen SDM (Jakarta : Ghalia indonesia,1991) hal. 260
11  Gordon W. Allport, The Psychologi of Participation (the United State Of America : MC Graw-Hill Inc.1989), hal. 251
12  A. Dale Timpe, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia : Kepemimpinan ( Jakarta : Gramedia, 1991),  hal. 86
 13 Ibnu Syamsu, Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi (Jakarta : Bumi Aksara, 1985) hal. 3
14  Op Cit. Hal. 88
15 George Moresey, Pedoman Pemikiran Strategis, Membangun Landasan Perencanaan anda, Terjemahan Giarto Widianto (Jakarta : Prenhalindo, 1997), hal. 15
16 Richard M Sters dan Luman U. Porter, Motivation Theory and Research (California : Wood  Sworth Inc, 1986), hal. 3
17 James H Donelly, James L. Gibson, John M Ivan Cevic, Manajement, Sixth Edition, Business Publication Inch. 1997), hal. 292
18 Mike Lewis and Graham Kelly, 20 Activities For Developing managerial Efectiveness, a management Skill training manual, (England : Gower Publishing Company Limited, craft Road, Heder shot, 1986), hal.260
19 Wahjo sumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1994), hal. 174
20 James A.F Stoner dan R Edward Freeman, Manajemen (Englewood Cliffs, NJ : Prentice-Hall. Inc;1989), hal. 429-430
21 Moekijat, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Bandung : Mandar maju 1995), hal. 149
22 Andrew D. Szilagy, Manajement and Performance (Santa Monica, California : Goodyear Pub. Co; 1981), hal. 411-412
23 Ibid, hal.146
24 Terence R. Mitchell, People in Organizations understanding Their Behavior (USA : Mc Graw-Hill Inc, 1978), hal. 158
25 Emmet C. Murphy, Iq Kepemimpinan (Jakarta : PT Gramedia Pustaka utama, 1998), hal. 1
26 Kamaruddin, Inseklopedia Manajemen (Jakarta : Bumi Aksara 1994), hal. 474
27 Ibid, hal. 475
28  A. Dale Timpe, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia : Kepemimpinan, Alih bahasa : Susanto Budi Dharmo ( Jakarta : PT Elek Media Komputindo, 1991), hal.3
29 Indrio Gitosudarmo dan I Nyoman Sudi, Prilaku Keorganisasian, Edisi Pertama (Yogyakarta : BPFE, 1997), hal. 135


KEJUJURAN SUMBER KEBERKAHAN DAN KETENANGAN HIDUP



1.      Semua permasalah bukan untuk dihindari tapi untuk dihadapi

Hari telah pagi mentari bersinar begitu terang, Pagi ini Aku berangkat kesekolah dengan raut wajah yang ceria, dengan penuh semangat pengabdian. Aku berangkat dengan mengendarai sepeda motor bebek  kesukaanku, lalu pamit dengan istri tercinta Kartiwi Siswanti di samping istriku berdiri dua orang anakku yang masih balita M Tiaz Adzikri dan Chesia Azzahra. Hati-hati ya Bi jaga kesehatan dan jangan lupa shalat dan sodakoh pada hari ini  pesan singkat Istriku dengan senyuman manisnya. Pada satu saat aku pernah bertanya mengapa Dia selalu mengingatkan shalat dan sodakoh hampir setiap hari, tak kala aku akan berangkat bekerja, lalu istriku menjawab: “itulah yang seharusnya dilakukan oleh seorang istri solehah kepada suami”. Aku akan menjadi istri yang baik buat suamiku dan menjadi ibu yang baik buat anak-anakku. Mendengar kata-kata tersebut dalam hati aku berdoa pada Tuhanku  “Terima kasih ya Allah engkau telah menurunkan bidadarimu dari surga menemaniku di dunia tuk mencapai ridhomu.”
 Sampai digerbang sekolah Para siswa sedang menuju kelas karena pada saat bersamaan lonceng tanda masuk sudah berbunyi. Pak Satpam mengunci gerbang rapat-rapat tanda pelajaran segera dimulai. Assalamu alaikum pak Tanya seorang anak berseragam putih abu-abu sambil mencium tanganku yang masih gemetar kedinginan karena baru saja mengendarai sepeda motorku dengan ban belakang yang hampir botak persis seperti kepala seorang professor, jarak dari rumahku sampai ke sekolah sekitar sepuluh kilo meter. Setelah sampai aku menyapa semua guru yang sedang  bergegas masuk kekelas untuk mulai mengajar. Pak Iwan guru Piket pada hari itu datang menghampiri, Apa kabar Pak anak-anak sudah masuk kelas dan semua guru sudah siap mengajar didalam kelas. Dengan suara lembut Aku mengucapkan terima kasih atas kerja kerasnya pak Iwan selama ini sehingga semua kelas dapat tertib. Lalu Aku masuk ke ruang kepala sekolah dan duduk diatas kursi hitam yang empuk untuk mulai mengerjakan tugas dinas sehari-hari sebagai Kepala Sekolah SMA PLUS DAARUL FUDLOLA Sekolah  Islam yang menyelenggarakan Pesantren dan Fullday School. Sekolah ini berada di bawah Yayasan Daarul Fudlola Pimpinan Habib Syekh bin Ali Al-Jufri.
Baru beberapa menit Aku duduk tiba-tiba pintu kantorku  ada yang mengetuk. Silahkan masuk sahutku, lalu seorang guru masuk dan mengucapkan salam Assalmualaikum pak apa kabar sapa guru tersebut dengan suara lembut lalu aku menjawab waalaikum salam baik sehat walapiat silahkan duduk pak Fahri. Pak Fahri adalah Koordinator Kesiswaan sebagai wakil bidang kesiswaan disekolah itu. Lalu Pak Fahri melaporkan keadaan siswa dan program-progran yang akan dilaksanakan pada semester ini. Setelah itu pak Fahri pamit untuk pergi menuju ruang kerjanya. Belum sempat duduk tiba-tiba datang bu Eko Koordinator Kurikulum melaporkan keadaan guru dan proses KBM. Setelah selesai menerima laporan dari para Rekan Kerja Aku mengecek tugas-tugas pada hari itu dan membuat program yang akan dilaksanakan. Itulah tugas sehari-hari ku sebagai Kepala Sekolah.
Lonceng telah berbunyi tanda istirahat telah tiba. Para siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin sekolah dan ada juga sebagian siswa yang pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat Dhuha. Suasana Islami sangat kental mewarnai kehidupan disekolah kami. Siswanya santun dan berbudi pekerti luhur walaupun ada satu dua anak yang over acting karena ingin mencari perhatian dari orang-orang sekelilingnya. Contohnya Arif anak seorang pegawai Departemen Agama yang selalu dipanggil Koordinator Kesiswaan dan guru BP karena acap kali melanggar peraturan. Untunglah sedikit demi sedikit akhlaknya mulai berubah berkat kerjasama dengan orang tuanya dirumah. Itu hanya sedikit dari  permasalahan yang ada dan masih banyak lagi masalah yang lain yang harus diselesaikan bahkan ada anak yang harus dikeluarkan karena sudah beberapa kali melanggar peraturan dan tidak bisa ditolerir.
Setelah tugas-tugas selesai Aku bersandar dibangku tugasku sambil membayangkan masa-masa laluku yang penuh dengan liku-liku kehidupan dan berbagai macam cobaan telah aku lalui, dalam hati Aku bergumam : “Hari ini aku merasa lega sekali karena aku telah melewati masa-masa kritis dalam kehidupanku ini, masalah ekonomi yang selama ini menghimpit sedikit-demi sedikit mulai terselesaikan dengan bertambahnya penghasilanku. Kalau aku bayangkan betapa sulitnya aku pada masa-masa sebelumnya, tinggal di mertua indah satu tahun, lalu tinggal dikontarakan kecil satu tahun, tapi Allah Maha besar berkat kerjasama yang baik dengan istriku tercinta aku dapat membangun gubuk kecil ditanah warisan bapakku.
Aku teringat ketika masih numpang di rumah mertua, pada sat itu anak pertamaku baru lahir dan penghasilanku sebagai guru honorer hanya enam puluh ribu rupiah perbulan, uang sebesar itu tidak cukup kemana-mana, jangankan untuk membeli susu untuk makan sehari-hari saja kurang. Pada saat itu aku juga sedang menyelesaikan Tesis S2 ku yang membutuhkan biaya besar untuk penelitian, aku baru saja menjual salah satu wartelku untuk biaya SPP ku yang nunggak selama 2 semester.Untung pada saat itu aku masih punya satu usaha Wartel lagi tapi penghasilanya sangat kecil sekali pernah satu hari hanya dapat enam ribu rupiah itupun aku yang menunggu sendiri karena tak mampu membayar karyawan. Aku hanya pasrah dan terus berusaha karena aku malu makan masih menumpang dimertua kadang-kadang susu anakku pun dibelikanya.Untuk mengirit pengeluaran aku memutuskan tinggal dirumah orang tua dan pulang seminggu sekali. Walaupun harus menahan rasa kangen pada anak dan istri semua itu kujalani demi masa depan keluarga kami. Setelah seminggu pulang kerumah uang yang aku dapat pun tak cukup untuk biaya keluargaku hampir setiap pulang kerumah aku selalu ribut dengan istriku. Pada saat itu istriku terlalu mendengarkan orang lain dibandingkan dengan ucapanku. Setelah lelah menunggu wartel dengan penghasilan yang serba pas-pasan aku mulai membanting stir berganti profesi menjadi pegawai honorer kelurahan di Pemda DKI pada saat itu aku diajak oleh Padenya istriku pak haji Maryana, pada siang itu aku di kenalkan dengan pak lurah kelurahan Gambir Jakarta Pusat, pak lurah bercerita keluarga cendana membuat KTPnya di kantor kelurahan ini. Pada saat itu aku hanya diam duduk terpaku tanda bingung entah apa yang harus aku kerjakan, pak lurah juga bilang kalau status kepegawaianku pada saat itu sebagai LINMAS. Lalu pak lurah mengajakku melihat-lihat pegawai kelurahan yang sedang sibuk bekerja dan menunjukan satu meja yang diatasnya terdapat satu unit Komputer lalu beliau menunjuk ke meja itu, lalu berkata, tugas kamu besok di sini membantu administrasi kependudukan. Tapi kalau pagi hari karena status kepegawaiannya LINMAS kamu harus ikut Patroli menjaga jalan yang akan di lalui Gubernur DKI yang pada waktu itu masih di jabat oleh Pak Wiyogo. Setelah itu pak lurah memanggil seorang pegawai untuk menunjukan tempat di mana aku dapat menginap jika tidak bisa pulang setiap hari karena jarak kantor dengan rumahku cukup jauh. Begitu aku melihat tempat yang di tunjukan, terlihat jelas di depan mataku  tempat itu sangat kotor dan di penuhi oleh gantungan pakaian hansip yang sudah pada lusuh. Pada saat itu aku berpikir waduh kalau aku terima pekerjaan ini mulai besok aku akan tinggal di sini, dan Susana kerjaku dengan pekerjaan ku sebagai guru sangat jauh berbeda tapi aku bertekat akan terus bekerja demi masa depan istri dan anak-anakku walaupun hanya di gaji 350.000 perbulan. Hari telah menjelang sore aku pamit dengan pak lurah untuk pulang dulu ke rumah menyiapkan pakaian yang akan aku kenakan besok dan menginap selama seminggu. Sesampainya di rumah aku menceritakan kondisi pekerjaanku dan gaji yang akan aku terima setiap bulan.  Mendengar berapa gaji yang akan aku terima akhirnya Mertuaku melarang aku kembali bekerja di tempat itu. Pada saat itu aku merasa malu dengan Pak Haji Maryana yang telah susah payah mengenalkan aku ke pak lurah dan memohon pekerjaan untukku, setelah di terima ternyata aku menyia-nyiakan perjuangannya. Besoknya aku menemui pak haji Maryana kemudian aku menceritakan duduk persoalanya dan aku mohon maaf karena tidak bisa melanjutkan pekerjanku dan aku meminta tolong kepada pak Haji untuk menyampaikan nya kepada pak lurah bahwa aku tidak jadi bekerja di kantornya. Setelah empat bulan berjalan pak haji maryana menyampaikan bahwa gaji menjadi linmas di DKI di naikan menjadi Sembilan ratus ribu dan setahun kemudian semua Linmas angakatan ku pada saat itu diangkat menjadi PNS. Ya memang rijkiku tidak di situ walaupun kadang-kadang Pak haji Maryana menyesali mengapa aku tidak melanjutkan kerja pada saat itu yang sudah ada di depan mata.
 Aku terus tabah dan sabar sambil terus berjuang aku berharap masa depan keluarga kami kelak akan lebih baik. Pada saat tinggal dirumah mertua kehidupan rumah tanggaku berada dibawah bayang-bayang mertuaku, semua keputusan mereka yang mengatur. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan aku mencoba Hijrah pindah kerumah kontrakan milik orang tuaku, kebetulan salah satu rumah petakan ada yang kosong.
 Alhamdulillah setelah tinggal dikontrakan sedikit demi sedikit ekonomi keluarga kami yang sakit mulai pulih. Aku mendapat penggilan mengajar di Perguruan Tinggi sebagai Dosen Luar biasa setelah beberapa semester aku berhenti mengajar karena mata pelajaran yang aku ajarkan diisi oleh dosen lain yang lebih senior. Aktifitasku sebagai guru mulai penuh dan Wartel tempat usahaku sudah mampu untuk menggaji seorang karyawan. Pada tahun itu pula aku dinyatakan Lulus Sebagai Master dalam Bidang Pendidikan Di Universitas Negeri Jakarta. Betapa bangganya aku, seorang anak kampung yang keluarganya hidup pas-pasan bisa meraih master bidang pendidikan. Pada pertengahan bulan juni tahun 2005 seorang teman baik datang kerumah kontrakanku Pak Budi Setiawan dan menawarkan pekerjaan menjadi seorang guru ditempatnya mengajar, kebetulan Koordinator Kurikulum disana kosong karena salah seorang guru yang menjabat pada saat itu mendapat panggilan tugas ditempat lain. Aku memasukan lamaran pada saat itu kepala sekolah dijabat oleh Pak Isrofin dan aku diterima mengajar disana sekaligus menjabat sebagai Koordinator Kurikulum. Pada awalnya Aku merasa tidak enak dengan kawan-kawan sesama guru yang lebih senior, karena aku pada saat itu kan orang baru tapi sudah diberi jabatan padahal masih banyak guru lain yang lebih senior dan lebih mampu. Tapi aku berpikir mungkin ini adalah amanah  Allah yang harus kupikul dan harus ku pertanggung jawabkan kelak diakhirat nanti.
Setelah keadan kami sedikit membaik, aku berniat membuat rumah sendiri. Dari hasil tabungan ku dengan istri dan pinjaman dari Bank BRI aku belikan pasir dan batu serta barang material lainya untuk membuat pondasi rumah, selama setahun aku cicil akhirnya gubuk kecilku selesai walaupun belum rapih tapi aku sudah bisa menempatinya.
Pada pertengahan agustus tahun 2007 tiba-tiba turun SK kepala sekolah SMA Pada bulan Agustus tahun 2007, aku tidak percaya pada semua itu aku bingung apakah itu anugerah ataukah bencana. Pada awalnya aku menolak dan merasa tak sanggup menanggung amanah yang begitu besar, berkat dukungan dari teman–teman se-profesi dan pimpinan pada saat itu aku menerima dengan rasa berat hati dan ucapan Innalillahi wainna ilaihi roojiuun.dan sat ini aku telah menjalani tugas sebagai kepala sekolah sudah hampir satu tahun. Aku merasa belum banyak berbuat apa-apa fokusku pada tahun ini ada peningkatan kesejahteraan guru dan meningkatnya kwalitas anak didik.
Aku pikir setelah itu masalah ku terus berkurang ternyata berbagai permasalahan tidak hanya sampai disitu banyak masalah-masalah lain yang harus aku hadapi sebagai seorang pimpinan tertinggi disekolah. Kadang-kadang kebijakan yang telah diambil mendatangkan kebencian dari teman-teman satu profesi.mereka merasa disingkirkan tidak dihormatai dan sebagainya. Padahal keputusan tersebut sudah berdasarkan hasil musyawarah dan diambil kata mufakat dalam Rapat Kerja. Pada awal Aku memimpin bersama Kepala SMP Ust. Manshur aku berniat meresafel staf yang membantu kepala sekolah untuk mengefektifkan KBM, dan alasan yang lain adalah agar setiap guru dapat secara bergantian menjabat dan mendapat pengalaman yang sama dengan guru yang pernah menjabat. Seandainya nanti sudah berakhir masa jabatanku aku juga siap digantikan oleh guru yang lain dan aku kembali menjadi guru biasa. Diantaranya yang terkena perubahan adalah Koordinator Kesiswaan, setelah di musyawarahkan maka diputuskan Koordinator kesiswaan diganti karena masa kerjanya telah selesai dan telah menjabat tiga kali. Pada awalnya para pejabat yang diganti merasa kurang berkenan tapi setelah dimusyawarahkan kembali mereka dapat menerima. Setelah peristiwa itu ada kejadian lain yang lebih menguras pikiran kami sebagai pimpinan baru, Koordinator Kurikulum di teror dengan kata-kata yang sangat kotor oleh seorang oknum guru. Oknum guru tersebut merasa dirugikan dengan keputusan kurikulum yang tidak menyelenggarakan KBM hari sabtu. Padahal keputusan itu merupakan kebijakan pimpinan dan sudah disetujui dalam Rapat Kerja. Lalu pihak sekolah memanggil oknum guru tersebut tapi tak pernah datang dan langsung mengundurkan diri. Kami berharap silaturahmi antar guru dapat terjalin kembali walaupun ada pihak-pihak yang merasa dirugikan, dalam setiap perubahan tentunya pasti ada beberapa hal yang harus kita korbankan baik materi maupun non materi. Berat rasanya jadi seorang pimpinan satu sisi kita harus bisa bekerja secara professional tapi disisi lain banyak berbagai macam kepentingan yang harus terbentur dengan adanya kebijakan, padahal kebijakan tersebut diambil demi kemajuan bersama.
Sekarang ini suasana sekolah sudah semakin kondusif dan terkendali guru-guru sudah merasakan ada perubahan terutama kesejahteraan mereka sedikit demi sedikit meningkat dan belajar anak-anak sekarang sampai jam tiga sore karena pada tahun ini sekolah kami menggunakan sistem pengajaran Fullday school. Aku berharap dengan biaya yang terjangkau anak didik kami mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Kebetulan Pengurus Yayasan begitu antusias menyambut berbagai perubahan yang terjadi dan memberikan kebijakan yang memihak pada guru. Alhamdulillah Ya Allah semoga keberkahan selalu kau berikan pada hamba-hambamu yang bersabar sambil meneteskan air mata tanda rasa syukur.
Pada tahun ini SMA kami mendapatkan bantuan Beasiswa Daerah dari kabupaten sebanyak enam siswa dengan jumlah bantuan dibawah tiga juta rupiah. Setiap kepala sekolah diberikan kewenangan untuk mengatur keuangan tersebut guna dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk siswa yang tidak mampu. Lalu Aku memanggil Pak Encep Bendahara Sekolah untuk mengatur penyaluran dana tersebut sesuai dengan kuota siswa yang tidak mampu. Baru beberapa menit pak Encep keluar dari ruangan Kepala Sekolah tiba-tiba telpon berdering Kring… Hallo Assalamualaikum Aku mengangkat gagang telpon ternyata dalam telpon tersebut mengabarkan bahwa nenek dari istriku yang bernama Mak Mina sakit parah dan sebagai menantu Aku diminta tolong untuk mengantarkan Mak Mina ke rumah sakit. Lalu Aku bergegas pulang kerumah menjemput istri ku untuk mengantar nenek ke Poliklinik umum tempat mak Mina sebelumnya berobat. Dengan meminjam mobil material Bapa Haji Maryatna salah seorang anak Mak Mina aku mengantar berobat ke Poliklinik Dokter Imam. Pada saat Poliklinik Dokter Imam Mak Mina hanya diberikan obat lalu dipersilahkan pulang dan tidak diberikan rujukan untuk dirawat dirumah sakit menurut dokter belum perlu perawatan cukup berobat jalan saja. Lalu Aku beserta Istri mengantarkan mak Mak Mina pulang kerumah mertuaku. Setelah minum obat bukanya sembuh tapi penyakitnya makin parah Mak Mina muntah-muntah tak pernah berhenti sampai tengah malam. Akhirnya keluarga memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit pada malam itu, lalu aku menghubungi seluruh anak Mak Mina tapi sayang semua anaknya tidak dapat dihubungi karena sudah tengah malam. Akhirnya Aku ditemani Istriku menjemput salah seorang anak Mak Mina yang paling mampu dari segi financial H Maryana seorang pengusaha kayu yang yang cukup sukses. Tapi sayang telpon tak aktif dan rumahnya terlalu rapat terkunci. Melihat keadaan Mak Mina yang makin parah dengan berbekal uang 350.000 rupiah Aku bergegas mencari Angkot dan membawa Mak Mina ke rumah sakit Umum Cibinong. Sampai dirumah sakit Mak Mina langsung masuk ruang Unit Gawat Darurat dan dengan uang seadanya Aku mendaftarkan pasien keruang pendaftaran. Uang sekecil itu hanya cukup untuk pendaftaran dan tak cukup untuk membeli obat. Pada saat itu Aku bingung mencari uang dimana lagi untuk menebus obat sedangkan Mak Mina perlu obat untuk penyembuhan. Akhirnya dengan ditemani Istriku yang setia Aku berusaha kembali menghubungi bapa Haji Maryana yang tadi malam sulit dihubungi. Padahal pada saat itu sempat terlintas didalam pikiran ku untuk menggunakan uang beasiswa anak-anak tapi syukur Alhamdulillah niat tersebut tidak terlaksana karena uang itu adalah uang amanah yang harus disampaikan pada yang berhak menerimanya. Akhirnya berkat pertolongan salah seorang anak Bapa Haji Maryatna, beliau dapat dihubungi dan diberikan kabar tentang keadaan Mak Mina. Berkat doa dan kesabaran aku dan Istriku dan niat yang ikhlas akhirnya seluruh biaya rumah sakit dapat dibayar dan Mak Mina nyawanya dapat diselamatkan. Dua tahun kemudian pada tanggal 2 april tahun 2010 Mak Mina di panggil sang pencipta setelah kedua kalinya di rawat di rumah sakit semoga amal ibadahnya di terima di sisinya dan di rahmat sepanjang-panjangnya dalam kubur sampai hari kiamat kelak amin.
Baru selesai permasalahan rumah sakit datang tagihan dari Bank BRI yang sudah menunggak dua bulan, Aku pada saat itu sudah tidak ada cadangan uang untuk membayar Bank. Padahal dua kali mengangsur lagi sudah lunas. Tidak ada jalan lain selain berusaha juga berdoa karena jika kita menemui kesulitan apapun jalan yang terbaik adalah sabar dan shalat untuk meminta pertolongan Allah. Lalu Aku pergi berwudhu dan melaksanakan shalat dhuha. Siapa yang mau meminta kepada ku pasti akan ku kabulkan doamu. Demikianlah inti dari firman Allah. Beberapa saat setelah selesai shalat dhuha tiba-tiba datang salah seorang Sales Marketing menawarkan kredit HSBC pada sat itu aku mengambil kredit sebanyak empat juta rupiah setelah beberapa hari proses kredit itu pun cair dan aku bergegas melunasi semua hutang di bank BRI. Satu masalah selesai tapi aku pada saat itu memiliki angsuran baru tapi tidak sebesar di Bank sebelumnya hanya berkisar 400.00 rupiah perbulan. Baru satu kali membayar cicilan datang tawaran Kredit dari bank Mandiri sebesar 10.000.000 khusus untuk guru dengan biaya yang ringan. Dalam hati aku bersyukur mungkin ini adalah jawaban dari doa-doaku selama ini. Tanpa berpikir panjang Aku mendaftarkan diri sebagai calon nasabah bersama tiga belas guru yang lain akhirnya setelah pinjaman disetujui dan cair Aku membayar semua hutangnya di HSBC dan hutang di HSBC akhirnya lunas, sekarang Aku hanya punya angsuran Bank hanya dibawah 400.000 perbulan dengan masa angsuran selama tiga tahun, dengan demikian tanggungan bulanan ku sedikit lebih ringan. Dari kejadian tersebut aku dapat mengambil suatu hikmah jika kita berusaha atau bekerja kita harus bisa melihat berapa pendapatan kita dan berapa biaya yang harus kita keluarkan semuanya harus seimbang dan jika kita mau berusaha lagi sebaiknya gunakan modal yang tidak beresiko misalnya modal pinjaman yang tak berbunga atau pinjaman dengan jangka pengembalian yang lebih lama, uang tersebut bisa diputar untuk modal usaha. Pada saat memulai usaha jangan meminjam dari bank tapi untuk pengembanganya baru kita bisa berhubungan dengan bank untuk penambahan modal.
Pada bulan-bulan selanjutnya aku bersama istri mencoba merintis usaha Sembako. Pada mulanya hanya sekedar iseng menawarkan minyak kemasan Bimoli, kebetulan kakak Ipar Istri bekerja diperusahan Distributor sembako. Jadi aku mendapat kemudahan membeli barang disana tanpa harus bermodal besar. Dengan modal 500 ribu rupiah aku membeli 4 dus minyak goreng Bimoli ukuran 2 literan. Lalu aku menawarkan kepada tetanggaku yang biasa mengkreditkan sembako, dan harga yang aku tawarkan ternyata masuk dan tiga dus tersebut semuanya diborong habis dan bahkan beliau minta dikirim lebih banyak dan rutin setiap minggu.  Membaca peluang yang begitu bagus lalu aku menawarkan pada yang lain ternyata sambutan mereka sangat baik. Alhamdulillah dalam beberapa hari saja aku telah menjual puluhan dus minyak Bimoli ukuran 2 literan. Membaca peluang pasar yang begitu bagus aku berniat membuka agen sembako di tempatku kebetulan ada satu kios berukuran 8 kali 4 milik ibuku lalu aku memanfaatkanya. Pada saat aku order barang di gudang Indomarco aku melihat tumpukan minuman kemasan berada disana diantara tumpukan mie instant dan minyak. Lalu aku mencoba mengorder beberapa puluh dus untuk ditawarkan pada pelangganku yang sudah ada. Ternyata tanggapan mereka terhadap minuman yang kami kirim positif dan dari hari kehari pesanan menerak semakin banyak. Dan dari situlah awal usaha minuman kemasan kami mulai.karena permintaan pasar terhadap minuman kemasan sangat tinggi akhirnya saya bersama istri mencari distributor lain yang lebih murah dan alhamdulillah usaha kami terus berkembang. Setelah pesanan tak sanggup lagi diantar dengan motor kami kredit kendaraan pick up dengan modal tambahan dari bank mandiri dari pinjaman 10 juta menjadi 25 juta dan uang yang kami terima sebesar 15 juta dari jumlah 15 juta yang kami terima 8 juta kami gunakan untuk uang muka pick up 3 juta untuk membayar hutang dan 4 juta untuk tambahan modal angsuran kami bertambah menjadi 1.050.000 perbulan ditambah dengan angsuran pick up 1300000 dan karyawan 750000 jadi jumlah biaya operasional menjadi membengkak sebesar 3100000 sedangkan laba usaha yang kami dapatkan hanya 3000000 perbulan belum dipotong biaya operasional yang lain. Sejak kami mengambil keputusan untuk kredit pick up volume usaha kami mulai menurun karena modal semakin berkurang bukan bertambah karena harus devisit setiap bulan. Akhirnya saya berniat mengoper alih mobil kami agar biaya usaha lebih ringan dan perputaran uang kami lancar kembali. Karena pada saat itu modal kami sudah habis bahkan kami masih berhutang ke distributor sebesar  delapan juta rupiah akhirnya saya menjual tanah warisan dari orang tua seluas 72 m. uang yang kami terima sebesar 17 juta rupiah dan 2 juta kami infakan sisa uang tersebut saya bayarkan hutang sebesar 7 juta rupiah yang 2 juta kami belikan Vesva karena motor yang biasa saya pakai digunakan untuk mengantar barang. Dan sisa uang kami sebesar 6 juta rupiah saya gunakan untuk modal Dengan tambahan modal enam juta rupaian ditambah dengan sisa barang 4 juta rupiah kami dapat menjalankan kembali roda usaha minuman kami dengan merintis usaha dari ritel motor . hitung-hitungan matematika kami dengan laba sebesar 3 juta tanpa kredit mobil dan karyawan maka biaya usaha dapat ditekan jadi angsuran bank sebesar 1050000 rupiah dan sisa laba usaha kami untuk meritel sisa waktu dari sekolah dibantu dengan istri sebesar 1800000. untuk usaha pemula seperti kami uang sebesar iru cukup lumayan untuk menutupi biaya hidup dan penambahan modal usaha. Untuk makan sehari-hari biaya operasional dapat ditutupi dari gaji saya mengajar di sekolah. Dalam tempo dua bulan modal kami yang sebelumnya berjumlah 10 juta bertambah menjadi 13.300.000 rupiah.
Baru beberapa bulan usaha kami berjalan timbul permasalahan baru karena terlalu lelah akhirnya saya jatuh sakit selama lima belas hari, akhirnya saya meminta pada adik lelaki saya untuk membantu menghendel usaha kami. Usaha kami tetap berjalan walaupun harus di menej dari tempat tidur. Tidak beberapa lama setelah saya sakit istri dan anak-anak saya ikut sakit, karena dirumah tidak ada yang mengurus akhirnya saya dirawat di rumah ibu saya dan istri serta anak-anak di rawat di rumah mertua. Merasa prihatin dengan keadan kami akhirnya ibu mertua kami mencoba meminta penjelasan kepada istri mengapa kami jatuh sakit akhirnya kartiwi istri saya menjelaskan tentang jatuhnya usaha kami karena salah perhitungan merasa tidak pernah diajak kompromi akhirnya mertua marah besar dan menyalahkan saya. Akhirnya mereka menahan istri saya dan tidak boleh pulang ke rumah sampai saya menjelaskan keadaan yang sebenarnya akhirnya terjadi kesepakatan istri saya tidak boleh ikut mengelola usaha dan tinggal dekat dengan mertua kebetulan mereka punya beberapa rumah yang di kontrakan, demi menjaga keutuhan rumah tangga kami saya berusaha bersabar dan kami menyekolahkan anak kami disana pada bulan itu pengeluaran kami sangat banyak hampir enam juta rupiah lebih termasuk biaya berobat dan sekolah anak, akhirnya modal usaha kami tinggal tersisa 8.500.000 rupiah. Pada saat itu saya mencoba meningkatkan penjulan kami dengan usaha lebih giat lagi
Pada saat-saat terpuruk kami selalu berdoa semoga Allah memberikan rijki yang halal dan usaha kami terus berlanjut karena usaha itu satu-satunya jalan untuk menambah penghasilan kami sebagai seorang guru swasta. Pada tanggal 12 mei tahun 2009 saya beserta lima guru yang lain mendapatkan panggilan untuk sertifikasi guru dan alhamdulillah kami semua lulus dan setelah sertifikat dikeluarkan kami berhak mendapat tunjangan Profesi sebesar gaji pokok PNS yang akan di bayarkan setiap bulanya. Walaupun kami harus menunggu rapelan gaji tersebut.
Pada bulan agustus 2009 SK saya sebagai kepala sekolah telah berakhir. Sebelum SK berakhir ada seorang teman satu profesi sebagai guru yang berambisi menjadi kepala sekolah SMA dengan berbagai macam cara dia berupaya memprofokasi siswa dan Yayasan agar memberikan kesan yang kurang baik terhadap kepemimpinan saya selama ini. Puncaknya pada tanggal 29 Juni 2009 dia mendatangi Wakil ketua Yayasan dan mengusulkan agar dua lembaga SMP dan SMA dipegang oleh satu kepala sekolah dengan tujuan untuk efisiensi pengeluaran dan untuk SMA dia siap menghendel segala kegiatan yang berkaitan dengan SMA walaupun tidak berstatus sebagai kepala sekolah. Karena tidak bisa memutuskan Akhirnya Pihak Yayasan memanggil Kepala SMP untuk memberikan keterangan dan pendapatnya. Akhirnya kepala SMP menjelaskan tentang keadan yang sebenarnya. Dan ternyata orang itu hanya membuat berita yang tidak benar tentang saya. Padahal pada tahun itu lulusan SMA kami sepanjang sejarah sekolah berdiri baru pada tahun itu siswa kami yeng terbanyak di terima di Universitas Negeri dari 20 siswa yang lulus delapan orang di terima di Universitas Negeri favorit, sebelum saya memipin belum ada internet dan Web site, dan setelah saya memimpin siswa dapat mengakses segala macam informasi dtermasuk didalamnya nilai siswa dapat dilihat melalui Internet. Sebelum saya memimpin belum ada jurusan IPA tapi setelah saya memipin kami bersama bantuan para guru membuat Jurusan IPA.
Pada malam senin tanggal 25 Oktober 2009 ketika masih berada di tempat Diklat PLPG Caringin Bogor saya bermimpi saya didatangi oleh seorang guru yang pertama kali mengajak saya mengajar di sekolah ini, pak budi setiawan. Dalam mimpi itu beliau berkata Pak Azhar jangan datang ke rapat pada hari selasa karena Pak Azhar akan di berhentikan dari jabatan sebagai kepala sekolah. Setelah itu saya terbangun dari tidur dan saya mengenggap semua itu hanya mimpi dan tidak ada kaitanya dengan kehidupapan dan masa depan, saya menyerahkan semua hidup dan matiku hanya pada Allah. Lalu saya mengabaikan mimpi tersebut dan tidak memikirkanya. Keesokan harinya setelah pulang ke rumah tiba-tiba saya di telepon oleh kepala SMP Ust. Mansur besok hari selasa  saya bersama semua guru diundang oleh yayasan untuk mengikuti rapat. Ust mansur berkata mungkin akan ada perubahan struktur pengurus. Keesokan harinya saya datang kesekolah dan menghadiri rapat bersama para guru dan pengurus Yayasan. Sebelum rapat di mulai Habib Abdurrahman, mudir (Pimpinan tertinggi di pesantren dan sekolah)  pada saat itu beliau menyapa dan berkata pak azhar sudah tahu tentang agenda rapat hari ini dengan tanpa berpikir saya menjawab sudah. Lalu rapat di buka oleh pak Hilmi dengan membacakan agenda, alu mempersilahkan Mudir berbicara dan membacakan maklumat pada saat itu mudir mengumumkan akan merombak total struktur kepengurusan Mahad Daarul Fudlola salah satu pimpinan yang diganti adalah saya sebagai kepala SMA dan kepala SMA sementara di jabat oleh kepala SMP dirangkap oleh USt. Mansur.Beliau mengucapkan terima kasih kepada saya atas pengabdiannya selama ini dan beliau berdoa semoga Allah membalasnya dengan amal yang berlimpah. Lalu dalam hati saya berucap amin. Pada saat pengumumman itu di bacakan saya tidak terlalu kaget karena isu itu sudah berkembang sebelumnya dan saya juga sudah pasrah dan tabah menerimanya karena saya menjadi kepala SMA pun bukan atas kemauan sendiri tapi benar-benar menjalankan amanah dengan ikhlas. Kelihatanya pada saat itu banyak guru yang terperangai kaget mendengar keputusan tersebut apalagi dalam maklumat tersebut akan ada perubahan selanjutnya yang akan menyusul. Setelah di berikan kesempatan untuk bicara dengan berjiwa besar saya berbicara “ saya berterima kasih kepada pihak yayasan yang telah memberikan kesempatan kepada saya memimpin sekolah selama dua tahun, tentunya banyak pengalaman dan ilmu yang telah saya dapatkan dan tidak semua guru mendapatkan kesempatan yang sama seperti yang saya dapatkan dan saya juga berterima kasih kepada pihak yayasan yang telah memberikan kesempatan pada saya dan beberapa orang guru untuk mengikuti sertifikasi guru melalui Dinas Pendidikan. Semoga kebaikan beliau di balas oleh Allah dengan pahala yang berlipat ganda. Dan kepada para dewan guru saya mohon maaf atas segala kehilapan dan kesalahan saya dalam menjalankan tugas dan mengambil keputusan selama saya memimpin”.
Keesokan harinya saya bertugas seperti biasa tanpa beban sedikitpun walaupun banyak guru yang merasa prihatin atas keputusan yayasan tersebut tapi saya menjelaskan memang masa tugas saya sudah berakhir, dan siapapun yang menggantikan kelak tetap akan saya dukung dan Bantu demi kemajuan sekolah kita. Kemudian Ust. Mansur berkonsultasi ke Dinas Pendidikan ternyata dalam satu Yayasan dua lembaga pendidikan SMP dan SMA tidak boleh di jabat oleh satu orang. Seteleh mepertimbangkan segala hal akhirnya Pihak Yayasan meminta kepada saya untuk menjabat secara fiktif untuk laporan ke Dinas Pendidikan.jadi status saya di sekolah bukan lagi sebagai kepala sekolah tapi dalam laporan dinas pendidikan status saya masih sebagai kepala sekolah SMA. Akhirnya dengan hati ikhlas saya menerima permintaan yayasan untuk membantu urusan kedinasan sampai menandatangani ijazah tahun depan.
Setelah tidak menjabat sebagai kepala sekolah memang pendapatan saya secara nominal menurun tapi saya berharap tunjangan sertifikasi saya segera turun. dalam hati saya berdoa mudah-mudahan dengan keikhlasan saya ini Allah membalasnya dengan limpahan rahmat dan karunianya. Setelah saya tidak menjabat menjadi kepala sekolah tawaran mengajar dan memimpin sekolah berdatangan dari teman-teman, tapi saya berniat tetap istiqomah di Yayasan Daarul Fudlola sampai Daarul Fudlola kembali maju dan lebih baik lagi. Setelah berjalan selama tiga bulan pengganti kepala sekolah SMA yang baru datang Habib hedar Alhirit, dan selama beberapa bulan saya mendampingi beliau menjalankan roda sekolah untuk hal teknis dilapangan beliau yang menghendel sedangkan untuk urusaan kedinasan saya yang membantu karena sampai tahun ajaran yang akan datang tanda tangan saya sebagai kepala sekolah lama masih diperlukan.

Beberapa minggu setelah saya tidak lagi menjabat kepala sekolah, sekali lagi Allah SWT menjawab doa kami dengan mendapatkan rijki yang tak di duga-duga. Tanah istri saya hasil dari membeli seharga 150.000 ditawar dengan harga tinggi sampai 500.000 rupiah permeter. Pada sat itu kami mendapat uang 55.000.000 Rupiah. Setelah bermusyawarah dengan semua keluarga akhirnya kami berniat membeli rumah di Taman Cibinong Asri kawasan PEMDA Kabupaten Bogor, dengan akad over credit 42.500.000 rupiah dan kami masih harus mengengsur selama 13 tahun sebesar 572.000 rupiah sisa pembelian rumah kami gunakan untuk membeli motor. Pada dasarnya kami tidak ingin membeli rumah tapi apalah daya mertua saya tidak setuju kalau uang tersebut tidak menjadi tanah atau rumah mereka khawatir kalau uangnya habis tak karuan. Sampai pembayaran rumahpun mereka yang membayar dan kami tak sedikitpun memegang uang tersebut. Kalau boleh memilih kami ingin membayar hutang dahulu tapi apalah daya uang itu bukan uang kami dengan istri secara mutlak tapi uang warisan yang penggunaannya selalu dipantau oleh mertua. Karena pengeluaran keluarga kami sangat besar dan gaji saya sebagai guru sangat kecil sedangkan dana sertifikasi belum bisa cair kalau belum enam bulan, pada bulan keempat sisa modal sebesar 8 juta rupiah habis. Untunglah ada seorang investor datang membantu memasok barang, karena keterbatasan stok barang banyak permintaan pelanggan yang tidak terpenuhi, akhirnya dengan berjalan terseok-seok kami terus memperjuangkan usaha kami agar tidak hancur karena pada saat itu modal kami hanya keberanian untuk melanjutkan usaha dan keyakinan pada suatu saat pasti kami akan sukses. Asset yang kami punya hanya pelanggan setia dan sedikit pengalaman selama usaha berjalan, kami bisa bertemu dengan berbagai macam type pelangan, suplayer dari tingkat suplayer kecil sampai suplayer besar. Dengan modal ini kami yakin kami akan dapat mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Dengan gaji yang kami terima sebagai guru professional sebesar lima ratus ribu harus kami syukuri padahal pengeluaran rutin setiap bulan sebesar tiga juta rupiah kami berharap datang mukjijat dari Allah untuk menurunkan rijkinya sebesar 2.500 000 setiap bulan sampai harapan kami sebagai guru bersertifikasi terpenuhi dan gaji kami yang tertunda di pemerintah dapat kami nikmati entah sampai kapan kami harus menunggu. Saya hanya bisa berucap sabar ya mi sabar ya nak biarlah bulan ini kita makan dari berhutang mudah-mudahan uang sertifikasi guru turun kita dapat membayar hutang-hutang kita.
Setiap hari kami taklupa berdoa, rupanya Allah SWT menjawab doa kami, seorang investor yang belum lama kami kenal (Seorang Warga Nasrani Keturunan Cina) yang biasa mensuport barang pada usaha kami, menawarkan bantuan untuk meringankan beban kami. Opsih yang ditawarkan adalah take over kewajiban kami membayar Bank Mandiri sebesar 1.044000 rupiah dan beliau memberikan keleluasaan pada kami untuk menggunakan sisa hasil usaha yang selama ini di support olehnya untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari dengan cicilan yang cukup ringan. Mengapa beliau begitu mudah membantu kami yang sedang pailit, beliau beralasan bahwa dua tahun yang lalu beliaupun pernah mengalami Hal yang sama seperti apa yang kami alami pada saat ini Cuma yang membedakan adalah waktu dan jumlah uangnya. Saya berharap mudah-mudahan dengan system yang di bangun olehnya dan kami sebagai pelaksana dilapangan dapat menjaga amanah ini dengan baik sampai pada suatu saat kami bisa keluar dari masalah ini dan melunasi hutang-hutang kami serta membalas semua jasa baik orang-orang yang telah membantu kami pada saat kami kesulitan. Pada saat orang-orang tidak punya kekuatan untuk membantu kami orang ini di turunkan Tuhan untuk meringankan beban kami semoga segala kebaikan bapak Tanto akan dibalas yang lebih baik oleh Tuhan Yang Maha Esa. Beberapa bulan system yang kami bangun berjalan sedikit demi sedikit tapi ada masalah yang besar yang harus di hadapi oleh pak Tanto rekan kerja kami usaha beliau mengalami kredit macet dari konsumen sehingga kewajiban kepada perusahaan cash plownya terganggu akhirnya kami sepakat menjaminkan BPKB motor kami yang telah lunas kreditnya. Sebenanarnya Pak tanto berharap dapat menjaminkan Sertifikat rumah kami kepada perusahan agar pasokan barang ke usaha kami dapat lancar kembali kemudian kami mendiskusikan masalah ini kepada keluarga, Setelah kami meminta pertimbangan dengan keluarga, akhirnya mereka melarang menjaminkan sertifikat tanah karena resikonya terlalu besar. Dengan modal seadanya kami terus berjalan walaupun harus terseok-seok.




Selalu menambah ilmu dan belajar dari banyak orang
   
Pada suatu malam Aku bersama Istriku berdiskusi mengenai masa depan keluarga kami  setelah berdiskusi kami memutuskan untuk berinvestasi di dunia pendidikan. Aku berniat melanjutkan kuliah S3 nya di Universitas Negeri Jakarta almamaterku sebelumnya untuk melanjutkan cita-citanya menjadi orang yang bermafaat buat orang lain. Aku berharap dengan menambah ilmu pengetahuan semakin terbuka peluang untuk memberikan pengetahuan kepada orang lain. Karena Aku yakin bahwa orang yang paling baik adalah yang paling bermanfaat buat orang lain. Karena Pendidikan adalah Investasi yang pasti.
Sepanjang hari dikala waktu luang Aku selalu berdiskusi dengan istrikui tentang masalah apa saja. Hampir semua buku-buku yang ada diperpustakaan Pribadiku semuanya dilalap habis oleh Istriku Kartiwi. Bila ada bacaan yang tidak dimengerti oleh istriku dia selalu bertanya padaku. Rumah tangga kami semakin tentram karena pemahaman agama kami sekeluarga semakin baik.dalam rumah tangga kami bukan tidak pernah ada permasalahan tapi jika ada masalah selalu dihadapi dengan kesabaran dan saling menghargai. Walaupun lewat perdebatan yang panjang akhirnya seberat apapun permasalahan yang terjadi selalu bisa diatasi. Jika Aku agak sedikit keras istriku yang mengalah dan jika Istriku yang keras maka aku yang mengalah, itulah rahasia mengapa keadaan rumah tangga kami kelihatan selalu rukun. Aku dan Istriku lebih banyak membicarakan hal-hal yang bermanfaat dan menghindari dari pembicaran Ghibah apalagi memfitnah. Berbagi pada sesama adalah komitmen kami karena kami yakin dalam harta kita terdapat hak orang-orang yang ada disekelilingnya. Makanya setiap bulan dan setiap mendapatkan rizki yang berlebih kami selalu menyisihkan sebagaian rizqi kami untuk saudara dan tetangga yang membutuhkan. Anak-anak kami didik secara islami, kami mengajarkan budi pekerti yang baik dengan ketauladanan dan contoh yang baik dan selalu menghindarkan dari perkatan yang buruk. Dan kami selalu mengajarkan kata-kata yang baik seperti : “terima kasih bila mendapatkan sesuatu, minta tolong bila membutuhkan sesuatu, mengajarkan berbagi pada sesama dan perbuatan-perbuatan baik lainya.”. Pada hari sabtu tanggal 28 Novenber 2009, saya anggap sebagai hari yang penuh anugerah, karena sekian lama saya menyarankan istri untuk ikut mengaji bersama teman-teman liqo di kampung kami dan selalu di tolak dengan berbagai alasan tepi setelah mengikuti satu kali seminar tentang pendidikan anak hatinya tergerak untuk banyak belajar lagi tentang agama dan cara mendidik anak. Akhirnya pada tanggal itu atas kesadaranya sendiri beliau mengikuti pengajian yang dilaksanakan setiap hari sabtu pagi. Lega hatiku sekarang apalagi di dinding rumah beliau tempelkan kutifan hadis “ Allah tidak akan menyapa seorang istri yang tidak taat pada suaminya (Mutafaqun alaih) dan Hadis “ Seorang Istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan setiap pemimpin akan di mintai pertanggung jawabanya. “Ketika pagi hari aku bertanya apa ini mi beliau menjawab selama ini umi banyak berbuat salah sama abi maafin umi ya mudah-mudahan dengan umi setiap hari umi membaca hadis tersebut umi selalu ingat akan kewajiban umi sebagai istri. Istriku berjanji untuk tidak mengulangi kata-kata yang kasar dan tidak akan mengulangi kata-kata ingin bercerai sampai kapanpun dan surat tersebut beliau tulis dalam sebuah surat kecil yang di tujukan padaku Begini bunyinya Istriku berjanji untuk tidak mengulangi kata-kata yang kasar serta berjanji tidak akan mengulangi kata-kata ingin bercerai sampai kapanpun dan surat tersebut belaiu tulis dalam sebuah surat kecil yang di tujukan padaku Begini bunyinya “dan sebuah SMS yang sangat menyejukan hati di lontarkan dari hati yang bersih padahal saya tahu pada saat itu keluarga kami sedang menghadapi kesulitan rijki dan banyak memiliki masalah beliau menulis “Abi Umi sayang Abi…..,.hadiah terindah dari Allah buat umi dan anak-anak terima kasih atas semuanya sayang.”
Betapa bahagianya hati ini memiliki istri yang solehah seperti istriku ini. kami bersyukur semoga Allah menjadikan keluarga kami menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah Amin.

2.      Kerja Keras Membangun Perekonomian Keluarga

Aku lahir di Bogor sekarang wilayah kami menjadi bagian dari kota Depok tepatnya di Kampung Cilodong. Ayahku bernama H madsani dan ibuku bernama Nemih kedua orang tuaku asli Betawi. Sekarang ini aku sudah mempunyai dua orang anak M.Tiaz Adzikri empat tahun dan Chesia Azzahra dua tahun dari istriku tercinta Kartiwi Siswanti. Pendidikan S1 Universitas Ibn Kahldun Bogor Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam lulus Tahun 1998 dan S2 Universitas Negeri Jakarta Jurusan Manajemen Pendidikan lulus Tahun 2004.
Aku lahir dari keluarga yang sangat sederhana bapakku seorang petani sambil berdagang dipinggir jalan. Jiwa bisnis yang aku dapatkan berawal dari lingkungan keluarga. Bapakku sebagai pedagang eceran dan beberapa ganti usaha dari mulai berjualan sayuran, buah-buahan, menjual pupuk, sampai menjual bensin eceran dan tambal ban. Beberapa hal yang aku kagumi dari bapak dan ibuku adalah keuletanya dan kekompakanya dalam berusaha dan tak tidak ada kata menyerah. Satu usaha gagal mereka mencoba usaha yang lain. Sama halnya seperti jodoh karena Allah menciptakan apa yang ada didunia ini berpasang-pasangan ada laki-laki dan berpasangan dengan wanita, ada siang ada malam, ada hujan ada panas, dan begitupun usaha pasti ada usaha yang berjodoh dengan kita. Tugas kita hanya terus berusaha dan mencari celah untuk menjemput rijki dari Allah.
Pada awalnya bapak membuat dua petak kios ukuran 4 kali 8 meter dipinggir jalan, mengontrak tanah H Rahim kakak kandung bapak. Setelah kios jadi mereka menjual pupuk dan bibit-bibitan kebetulan pada saat itu bapak diangkat menjadi  ketua kelompok tani di kelurahan kalibaru Cilodong. Dan kios tersebut diberi nama “Kios Pupuk Tani Subur” beberapa bulan penjualan berjalan lancar tapi lama-kelaman  banyak petani yang berutang dan sulit ditagih, karena sebagian modal didapat dari pinjaman BRI maka bapak tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut sampai-sampai ibu merelakan cincin dan kalung emasnya dijual untuk menutupi utang bank. Setelah utang lunas dibayar bapak tidak lagi berjualan pupuk dan kios tutup selama beberapa bulan.
Pada saat itu sumber penghasilan keluarga kami berkurang sedangkan tanaman palawija bapak belum panen biasanya bapak menanam ketimun dan kacang panjang bila habis menanam padi. Pada masa-masa sulit tersebut terdetak hati saya untuk meringankan beban keluarga kami aku berjualan es disekolah. Hampir setiap pagi bersama adikku Matroji aku pergi ke Asrama Divisi I Cilodong yang pada saat itu masih milik Kopur Linud untuk mengambil Es Lilin lalu aku menjajakanya disekolah tempat aku belajar. Pada saat itu listrik belum masuk kampung kami oleh karena itu tak satu pun orang kampung yang punya kulkas. Ketika teman-temanku dengan riangnya bermain saat istirahat sekolah, aku harus menjajakan es didepan kantin sekolah. Rasanya malu memang tapi keadaan yang memaksa dan aku harus tebal muka demi kelangsungan hidup keluarga kami. Sepulang sekolah aku harus memanjat pohon Pete Cina dan memetik buahnya lalu aku menjualnya ke Warung Hajah marpuah tetanggaku. Pada malam hari bapak mencari bekicot bahasa cilodongnya kiong Racun untuk diberikan ke ternak bebek nenek. Pagi-pagi sebelum mengambil es biasanya aku mengantarkan bekicot untuk diberikan ke ternak bebek nenek, akau sangat senang sekali ketika nenek memberikan upah mengantar bekicot sebesar 200 rupiah.
Sebenarnya nenek dan kakek kami terkenal orang yang cukup kaya di kampung Cilodong, tanahnya berhektar-hektar, ternaknya banyak, bahkan sampai punya penggilingan padi sendiri. Lumbung padinya sangat besar hampir sama besarnya dengan rumah yang beliau tempati. Rumah yang mereka tempati sangat sederhana hanya rumah panggung yang terbuat dari bilik bambu. Setiap malam kakek selalu meraut pelapah kelapa untuk dijadikan sapu lidi dan setiap seminggu sekali Wa Butu pedagang sapu keliling selalu datang ke rumahnya untuk membeli sapu hasil buatan, puluhan sapu dibuatnya setiap minggu. Dimanapun kakek melihat ada pelapah kelapa selalu dibawanya kerumah untuk diraut dan dijadikan sapu bahkan sampai tengah malam beliau bekerja meraut sapu sambil berbincang-bincang dengan orang-orang yang bekerja di ladangnya. Kadang sesekali aku dan sepupuku cucu kakek yang lain menginap di rumah belia,  pada saat mengobrol tangannya tak pernah berhenti meraut pelepah kelapa sampai halus persis seperti mesin otomatis. Tanpa kenal lelah pagi-pagi sekali beliau sudah berangkat kepasar Depok dengan berjalan kaki membawa telur hasil ternak bebek nenek, pelanggan beliau rumah-rumah makan besar sepanjang jalan Margonda pada saat itu. Dan pada sore harinya beliau baru sampai dirumah dengan membawa belanjaan dapur dari pasar. Kadang saking sayangnya sama anak cucunya kalau mau lebaran beliau membawakan kembang api dan petasan dari pasar Depok untuk di berikan pada cucu-cucnya ditambah dengan uang yang cukup lumayan. Biasanya hadiah lebaran dari kakek selalu ditunggu-tunggu oleh cucu-cucunya.
Aku salut dengan perjuang beliau dalam mencari nafkah begitu ulet namun setelah uangnya terkumpul beliau mau berbagi terhadap sesama. Hampir setiap orang di kampung kami kalau punya urusan selalu meminjam uang kepada kakek tanpa di bungakan dan bahkan kalau diberi kelebihan oleh si peminjam kakek tak pernah mau menerimanya. Setiap orang yang meminjam jarang ditolak  bahkan ada yang sampai berkali-kali menunggak tetap diberikan pinjaman. Pernah ada seseorang yang pernah menggadaikan tanahnya sebesar 150.000 rupiah sekitar tahun 1970  lalu orang tersebut mengembalikan tanah gadaian tersebut setelah 20 tahun yaitu pada tahun 1990 lalu kakek mengembalikan surat-surat tanahnya dan orang tersebut hanya membayar sebesar 150 ribu rupiah sama seperti jumlah pertama kali kakek memberikan  uang gadaian pada orang tersebut 20 tahun yang lalu, padahal selama 20 tahun rupiah telah puluhan kali mengalami inflasi. Sungguh kejujuran dan keikhlasanya begitu mulia. Pada saat itu kalau kakek bersikeras mempertahankan tanah tersebut secara hukum beliau menang tapi hati nuraninya tak dapat dibohongi kalau tanah itu adalah tanah hasil gadaian. Nenekku juga sangat baik sekali hampir setiap hari aku diberi tambahan jajan lalu aku menabungnya untuk keperluan membeli buku-buku dan kebutuhan sekolah lainya, nenekku tipe seorang wanita pekerja keras setiap hari beliau selalu menjemur padi sampai berpuluh-puluh karung semuanya itu kadang dilakukanya sendiri apalagi saat musim panen. Selain itu setiap pagi nenek secara rutin memetik kangkung diladang dan dijual di warung H Marpuah. Hj. Namah terkenal sebagai ahli pengobatan tradisional setiap hari ada saja masyarakat sekitar yang berobat kepadanya dari mulai sakit biasa sampai sakit yang sudah kronis. Banyak masyarakat sekitar cilodong yang sembuh dari berbagai macam penyakit berkat wasilah berobat dengan Hj.Namah nenekku. Hari-hari beliau habis untuk kegiatan sosial dan membantu masyarakat. Princif hidup sederhana dan berbagi terhadap sesama sepertinya menjadi motto hidup mereka. Di dalam prinsif hidup mereka, semua harta yang mereka miliki hanya titipan dan pada hakekatnya milik Allah. Saya sering mendengar nasehat dari mereka : bahwa rejeki kita yang sesungguhnya bukan apa yang ada didepan mata kita atau bahkan dikantong baju kita tapi rijki yang sesungguhnya adalah apa yang kita telan pada saat kita makan dan pada saat itu kita merasakan nikmat bahkan walaupun sudah tertelan kalau dimuntahkan lagi itupun bukan rijki kita tapi rijkinya ayam. Sekalipun uang sudah ada dikantongnya belum tentu rijki kita kata beliau,  kalau ada orang yang meminjam beliau tidak dapat menolaknya dan beliau selalu mengatakan ini adalah rijkimu kata itu diucapkan pada setiap orang yang meminjam. Setelah beliau dan Istrinya wafat rumah beliau telah diwakapkan menjadi Mushalla Arrahman nama itu diambil dari nama Kakekku H Raman dan Nenekku Hj Namah. Hampir setiap shalat lima waktu para imam di mushalla tersebut selalu membacakan doa untuk almarhum nenek dan kakekku.

            
             
3. Bagaimana menaklukan Singa yang lapar

Kalau dilihat dari masa lalu pertemuan antara Aku dan Istriku kartiwi Siswanti sangat melelahkan dan penuh perjuangan yang berat sampai Aku menikah dan mempunyai dua orang anak. Pernikahan aku dan Istriku lewat perjodohan orang tua. Sebenarnya Aku mengenal kartiwi sejak kecil karena hubungan aku dan Kartiwi masih terdapat hubungan keluarga. Aku kenal lebih dekat pada saat kartiwi duduk di kelas 3 SMA dan pada saat itu aku telah lulus kuliah S1. Pola pikir antara aku dan kartiwi terlalu jauh berbeda Aku seorang Sarjana yang idealis sedangkan Kartiwi pada saat itu masih menjadi seorang remaja belia yang mendambakan kebebasan. Aku yang senang dengan suasana religius dengan idola Rasulullah, SAW sedangkan Kartiwi senang dengan dunia remaja yang mengidolakan artis-artis dan gaya hidup Remaja kebanyakan. Aku masih ingat pada saat itu Kartiwi Remaja senang sekali dengan lagu-lagu Slank dan Jamrud. Sehingga pria idamanya  seperti yang diidolakan. Makanya ketika melihat Profil diriku tidak sesuai dengan kriteria idolanya. Pada awal ketika pertama kali aku mencoba mendekati lebih dekat, sikapnya biasa-biasa saja seperti adik dan kakaknya tapi setelah tahu aku meminta kepada orang tuanya untuk menjodohkan aku dengannya sikapnya agak berubah dan selalu menghindar dariku. Dengan penuh kesabaran Aku selalu berkata baik dan selalu berdoa semoga Kartiwi mendapatkan hidayah dan dapat berubah menjadi seorang wanita soleha, doa itu selalu kupanjatkan setiap selesai melaksanakan shalat. aku selalu yakin bahwa doa dapat merubah takdir.
Setelah lulus SMA Kartiwi melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Ibn Khaldun Bogor tempat dahulu aku Kuliah tapi jurusanku pada saat itu Pendidikan Agama Islam. Dan Pada tahun itu pula aku telah satu tahun kuliah di S2 Universitas Negeri Jakarta Jurusan Manajemen Pendidikan, kami masing-masing konsentrasi pada kuliah kami.
Ketika kuliah Kartiwi masuk Organisasi Pecinta Alam Atmawana Universitas Ibn Khaldun Bogor. Kesibukanya diluar kuliah semakin padat. Hari-harinya banyak dihabiskan untuk kegiatan organisasi. Termasuk melakukan pendakian. Selama diorganisasi pecinta Alam kartiwi sudah melakukan pendakian ke beberapa gunung diantaranya Gunung gede Pangrango, gunung Salak, dan terakhir gunung Papandaian sebelum meletus pada tahun 2003. dalam penantian di rumah kadang aku merasa was-was ketika harus merelakan calon istriku pergi mendaki menantang bahaya yang datangnya tak pernah diduga. Pada pendakian yang terakhir ke gunung Papandaian bersama beberapa orang rekanya sampai telat dua hari karena cuaca tidak mendukung sehingga terjadi penundaan waktu pendakian dan sampai beberapa hari aku kehilangan kontak dengannya. Biasanya aku menghubunginya walaupun hanya untuk menanyakan bagaimana keadannya.
Memang pada saat itu aku membiarkan Kartiwi menikmati kebebasanya sebelum resmi menjadi istriku tapi aku selalu memberikan pandangan-pandangan fositif agar kebebasan yang aku berikan dapat digunakan sebaik mungkin dengan penuh tanggung jawab. Ternyata dari kegiatan Pecinta Alam itulah mentalnya semakin kuat, dan wawasanya semakin terbuka. Dalam hidup itu harus saling mengerti antara satu dengan lainya dan tentunya saling menghormati privasi masing-masing. Dengan sikapku yang demokratis memberikan peluang padanya untuk berkembang. Aku tidak pernah melarang melakukan hal-hal yang baik, selama dia bisa menjaga diri dan menjaga kepercayaanku. Dengan siapa dia bergaul dan bersahabat aku selalu mendukungnya, karena aku yakin dia sudah dewasa dan sudah bisa memilih teman yang baik buat dirinya. Dan sampai hari ini ketika kami telah menikah dan mempunyai dua orang anak, kami sering mengikuti kegiatan Pecinta Alam dengan teman-temanya. Kalau ada waktu yang luang kami bersama anak-anak sering melakukan pendakian walaupun tidak sampai puncak.
Pada waktu kartiwi masuk Semester kelima kami memutuskan untuk menikah, dan membina rumah tangga. Pada awalnya dia menolak tapi setelah aku meyakinkanya diapun menerima. Aku tidak mau terlalu lama berada dalam ketidakpastian walaupun kami berdua sudah komitmen untuk selalu berbagi perasaan namun tanpa pernikahan semua itu hanya hampa belaka. Karena kami pada saat itu belum bisa membiayai kuliah untuk kami berdua, kebetulan pada saat itu saya sedang meyelesaikan tesis S2 di Universitas Negeri Jakarta akhirnya istriku mengalah untuk cuti kuliah.
Pada awal menikah kami tinggal di rumah mertua, mulai hari itu cobaan demi cobaan terus menerpa kami, dengan penghasilan seorang guru yang kurang dari seratus ribu, dan harapan kami hanya usaha Wartel yang dapat menopang hidup kami setiap hari. Setiap hari kami harus menerima cibiran dari mulut mertua tapi kami masih terus bersabar. Pernah pada saat istriku sedang hamil tua, kami tidak punya biaya untuk persalinan akhirnya kami menjual usaha wartel kami untuk persalinan dan biaya menyelesaikan tesis kami. Begitu anak kami lahir untuk membeli susupun kami harus berhutang sana sini karena usaha Wartel kami sedang lesu dan terancam bangkrut. Pernah pada suatu hari saya pulang ke rumah hanya membawa uang 6000 rupiah dan hal itu di ketahui mertua, dan berbuntut marah, karena istriku tertekan kadang-kadang rasa tertekanya di lampiaskan kepada saya dan pertengkaranpun tidak dapat di hindari. Akhirnya saya mencoba beralih propesi mendaftar sebagai anggota  Linmas DKI, baru satu hari saya bekerja begitu saya kasih tahu bahwa gajinya hanya 350.000 perbulan akhirnya saya di minta mengundurkan diri padahal empat bulan kemudian ada kenaikan gaji dan selanjutnya teman-teman kami diangkat menjadi pegawai Negeri Sipil. Memang bukan nasib saya sebagai PNS akhirnya saya kembali keusaha semula, karena kami tidak mampu membayar karyawan akhirnya saya harus menunggu sendiri wartel kami sampai jam sepuluh malam padahal apa yang kami dapatkan tidak sesuai dengan pengeluaran, tapi apalah daya hidup ini harus tetap berlanjut. “Sudah terlanjur hidup”.gumamku

Kami harus Mempertahankan hidup dengan berhutang
                                                                                      
Setelah sekian lama kami bertahan di rumah mertua dan kami tidak tahan dengan cibiran mertua yang selalu membanding-bandingkan dengan menantunya yang lain akhirnya pada tahun kedua pernikahan, kami pindah ke kontarakan orang tua saya. Di Cilodong pada saat itu kami membeli sebuah Wartel yang cukup Strategis sebesar 25 juta rupiah dari hasil pinjaman Bank BRI dari usaha ini kami dapat menyelesaikan kredit motor dan membangun rumah kecil ditanah warisan orang tua saya. Pada saat itu keadan ekonomi kami sedikit membaik. Dengan berjalannya waktu usaha Wartel sudah tidak prospek lagi dan satu persatu Wartel yang telah kami rintis selama beberapa tahun kami jual sebagian hasil penjualan kami gunakan untuk menambah modal pembangunan rumah dan sisanya kami gunakan untuk membayar hutang-hutang kami. Saya sangat berterima kasih pada istriku tercinta ditengah kesulitan ekonomi ketika wartel kami tak berpenghasilan lagi beliau menolong kami dengan berjualan pakaian jadi. Dengan gaji yang pas-pasan dari hasil mengajar di tambah dengan hasil jualan pakaian cukuplah untuk mempertahankan hidup selama beberapa bulan. Pada saat kami jualan pakaian timbul suatu ide yang akhirnya menjerumuskan kami pada hutang yang berkepanjangan, yaitu meminjam uang ke bank BRI untuk membeli sebuah mobil jeep tahun 80-an tujuan kami semula untuk membantu usaha kami belanja ke tanah abang tapi kenyataannya mobil tersebut hanya menjadi beban yang akhirnya karena tak sanggup membayar harus kami relakan terjual untuk menutupi utang bank. Beberapa bulan kami aman tanpa membayar bank selama delapan bulan tapi belakangan hari ketika waktu pembayaran masuk jatuh tempo kami masih punya tanggungan bank selama delapan bulan lagi tapi kali itu kami selamat karena orang tua saya meminjamkan uang sebesar enam juta rupiah untuk membayar bank. Dan permasalahan bank saat itu selesai. Selama dua tahun kami tidak bermain dengan bank karena penghasilan saya sebagai guru sekaligus kepala sekolah cukup lumayan untuk makan sehari-hari, selama dua tahun kami tidak melakukan usaha-usaha yang besar kecuali berjualan pakaian. Tapi apalah daya semakin kesini biaya hidup semakin besar dengan gaji satu juta setengah di tambah dengan keuntungan pakaian yang tidak seberapa akhirnya kami mempunyai utang ke suplayer pakaian dan orang tua kami. Di tengah-tengah kesulitan ini timbul ide meminjam uang kembali untuk menutupi hutang pakaian sebesar 4 juta rupiah dengan meminjam ke HSBC, setelah itu kami punya kewajiban membayar 500.000 setiap bulan, dengan gaji yang kami terima di tambah dengan hutang HSBC untuk biaya hidup sangat kurang sekali, akhirnya ada tawaran dari bank mandiri dengan pinjaman 10 juta hanya mengangsur 340.000 yah angsuran kami agak sedikit ringanlah. Dari uang yang sepuluh juta kami keluarkan untuk membayar HSBC sebanyak  empat juta dan sisi uang enam juta kami gunakan untuk mengawali usaha minyak goreng dan minuman kemasan. Usaha kami selama beberapa bulan terus berjalan tapi modal kami juga berkurang karena sekali lagi biaya hidup kami dengan pendapatan kami tidak seimbang. Jadi setiap bulan kami harus mengalami devisit. Dengan sangat terpaksa kami harus berhutang lagi ke bank mandiri sebanyak 25 juta rupiah dan uang yang kami terima hanya 14 juta rupiah dari uang yang 14 juta ini kami gunakan untuk membayar DP kredit Pick Up dan sisanya sebesar tujuh juta kami masukan modal, berawal dari sisnilah hutang mulai melilit kami kembali. Kadang saya bertanya sampai kapan kami harus hidup dari berhutang apakah sampai gaji guru swasta cukup untuk membiayai hidup kami entah hanya Allah yang tahu kami akan terus berjuang untuk bisa membayar hutang –hutang kami sebesar 20 juta rupiah pada bank Mandiri dan pada saat itu saya sudah tidak lagi menjabat sebagai kepala sekolah dan secara otomatis gaji yang saya terimapun berkurang. Saya mau bertanya pada saudara apakah cukup makan satu juta rupiah setiap bulan, bayar kredit rumah dan listrik lima ratus ribu rupiah dan bayar angsuran bank satu juta lima puluh ribu rupiah belum di tambah biaya tak terduga sedangkan gaji yang saya terima Cuma berkisar lima ratus ribu rupiah setiap bulan  saudara pasti akan menjawab bisa kalau saya masih terus berhutang dan berhutang lagi sampai gaji guru naik……saya hanya bisa berkata sabar pada anak dan istri, sabar ya mi sabar ya nak mudah-mudahan uang sertifikasi cepat turun dan itupun belum cukup untuk membayar hutang, kalau ada sisanya kamu bisa makan lebih bergizi dari biasanya dan sekolah di tempat yang layak. Maapin Aby ya mi aby belum bisa mencukupi keluarga kita dengan materi tapi aby yakin pada suatu saat pasti bisa membahagiakan umi dan anak-anak. Walaupun belum bisa seperti orang-orang minimal kita bisa makan dari hasil usaha kita dan tidak lagi makan dari hasil hutang dan belas kasihan orang lain.

Berkaca dengan orang lain sedikit mengobati hati

Pada suatu hari saya bersama istri berkunjung ke tempat teman yang memiliki usaha seperti kami dalam skala yang lebih besar dengan karyawan puluhan dan kendaraan operasional yang lengkap. Dari hasil pembicaraan kami beliau bercerita tentang masalah yang lebih besar, dan kisaran hutangnya mencapai ratusan juta rupiah, beliaupun bercerita selama ini beliau harus hidup dari berhutang karena keterpaksaan. Dan setiap bulan harus devisit sebesar tujuh juta rupiah kalau di hitung-hitung asetnyapun tidak cukup untuk membayar hutang tersebut. Tapi dengan tegarnya beliau tetap tegar menghadapi deringan telpon yang membuatnya takut untuk mengangkatnya karena sejak pagi tadi telpon yang berdering selalu berisi tagihan hutang. Bahkan ada beberapa perusahaan yang mengancamnya dengan ancaman penjara. Tapi saya salut dengan kekuatan mental beliau yang begitu tegar, tidak sedikitpun ragu-ragu untuk mengangkat telpon, dan beliau masih bisa tetap tersenyum ditengah lilitan hutang yang sewaktu-waktu dapat menggiringnya ke jeruji besi. Beliau bercerita selama tiga tahun beliau merintis usaha waktunya di habiskan untuk duduk di belakang meja dengan angka-angka yang selalu devisit. Beliau rindu dengan Suasana keluarga, beliau rindu dengan kehidupan sosial masyarakat. Karena selama tiga tahun hidupnya dihabiskan untuk menumpuk hutang kadang ibadahpun di lupakan.
Pada malam harinya setelah sampai di rumah saya mengobrol dengan istri membicarakan pertemuan kami dengan rekan bisnis kita siang tadi. Bila dibandingkan dengan masalah beliau kita belum ada apa-apanya asset hutang kita tidak ada sepersepuluh dari asset yang kita miliki, kita masih punya rumah dan tanah warisan orang tua saya seharga dua ratus juta rupiah, kita masih punya dua sepeda motor seharga sepuluh juta rupiah, dan sebuah rumah hasil kredit seharga empat puluh tiga juta rupiah. Dan yang paling berharga kita masih punya anak yang manis-manis dan sehat M Tiaz Adzikri dan Chesia Azzahra. Kalau kita mau bersyukur pasti Allah akan menambah nikmatnya pada kita dan mencarikan solusi yang terbaik buat kita jalani kita harus yakin Allah tidak akan memberikan cobaan pada kita tapi sesuai dengan kemampuan kita.(Al-Hadits). Ternyata masih banyak orang lain yang di berikan coban lebih berat dari kita tapi beliau tetap tegar. Wallahu a’lamu bisowaf.

HARI YANG DI NANTI PUN TIBA

Hari berganti hari minggu-berganti minggu dan bulan berganti bulan Hutang kami semakin bertambah kepada suplayer. Setelah enam bulan berjalan hutang kami mencapai sepuluh juta rupiah akhirnya kami harus merelakan motor kami yang satu lagi kami serahkan kepada suplayer. Dan pada saat itu hutang kami hanya tinggal tiga juta rupiah kepada suplayer. Akan tetapi kami memiliki beban baru yaitu angsuran motor sebesar lima ratus ribu rupiah di tambah angsuran rumah sebesar lima ratus ribu rupiah dan bank mandiri sebesar satu juta rupiah jadi beban yang harus kami tanggung sebesar dua juta rupiah di tambah dengan kebutuhan keluarga sekitar satu juta rupiah Jadi kebutuhan minimal keluarga kami berjumalah tiga juta rupiah setiap bulanya.
beban sebesar itu rasanya berat untuk kami tanggung dengan gaji sebagai guru yang hanya berkisar lima ratus ribu rupiah. Akhirnya kami harus merelakan tanah kami seluas 70m kami serahkan kepada teman kami, dan beliau men take over kewajiban Bank Mandiri kami. Jadi beban kami agak sedikit berkurang. Pada dasarnya kami sangat sayang menjual tanah warisan kami yang hanya sedikit tersebut. Tapi setelah konsultasi dengan Ibu kandungku tersayang beliau berkata “ Jika harta yang kita punya dapat menolong kesusahan kita apa salahnya kita korbankan”. Dari nasihat beliau itulah akhirnya kami memutuskan menjual sebagian harta warisan kami. Sedikit demi sedikit beban hutang kami semakin berkurang. Setelah tidak menjabat sebagai kepala sekolah saya mulai banyak aktifitas di luar sekolah dan waktu-waktu itu saya manfaatkan untuk menambah ilmu dengan berbagi pengalaman dengan teman-teman satu profesi,  baik dengan berkunjung langsung ke rumahnya atau melalui jejaring social Face book. Dari sana saya dapat belajar banyak dari ayah Hanif Ust. Isrofin dan teman waktu SMA Muhidin, mereka semua adalah fakar pendidikan Dari mereka saya banyak belajar tentang system pendidikan yang baik dan menjadi teman diskusi. Dari Face book saya mendapatkan teman-teman lama waktu kuliah dan pesantren, diantaranya Akh Kholis yang menjadi Dosen di Saudi Arabia setelah menyelesaikan program doktornya di Amerika. Dari sana saya juga dapat berhubungan dengan Akh Uyi yang sekarang sedang kuliah S3 di Jepang, dan banyak teman lainya yang selalu memotivasi saya.
Dengan memiliki banyak teman wawasan saya semakin bertambah, dan saya sudah bisa melupakan kejadian-kejadian yang kurang mengenakan sebelumnya. pada tanggal 13 juli 2010 Habib Abdurahman memanggil saya dan beliau meminta saya untuk membantu mengisi jabatan kembali sebagai Wakil kepala sekolah pejabat sebelumnya di mutasi ke SD sebagai kepala sekolah. Dengan perasaan senang bercampur heran saya menerima amanah tersebut, karena apapun jabatan yang kita emban semuanya adalah amanah. Di manapun ditempatkan bagi saya tidak menjadi soal walaupun harus menjadi wakil dari jabatan yang sebelumnya saya emban. dengan jabatan tersebut secara tidak langsung akan menambah pendapat bulanan kami walaupun tidak sebesar jabatan sebagai kepala sekolah.
Pada tanggal 1 Agustus 2010 sepulang dari rumah adik Iparku bersama istri dan anak-anakku. Kami mampir ke rumah orang tua dari istriku. Pada saat itu raut mukanya agak berbeda, seperti ada sesuatu yang di sembunyikan. Setelah selesai shalat magrib mereka (Ayah dan ibu mertuaku) memanggil aku dan istriku ke ruang tamu. Lalu mereka menanyakan motor yang telah kami jual, dengan jujur kami katakan bahwa motor tersebut telah kami jual untuk membayar hutang kepada suplayer minuman kemasan. Alangkah marahnya mereka karena kami menjual motor tersebut tanpa memberitahu mereka terlebih dahulu. Akhirnya kami meminta maaf atas kesalahan kami dan kami mencoba menjelaskan permasalahan kami sesungguhnya kepada mereka. Bahwa kami tak mau merepotkan mereka dengan masalah-masalah yang kami hadapi. Dan kami berpikir bahwa motor yang kami jual adalah benda yang telah menjadi hak istriku sisa pembelian rumah.dan kami berjanji akan menggantinya nanti jika kami sudah memilki keluasan rijki. Setelah beberapa kejadian-kejadian konflik dengan mertua kami yang terlalu banyak turut campur tentang permasalahan rumah tangga kami, sekarang kami menyikapinya dengan lebih bijaksana. Kami mencoba menghindari konflik dengan mereka dan jika ada kami perkecil kapasitasnya, kami berusaha meminta maaf jika salah dan selalu jujur dengan apa yang kami hadapi. Semakin kesini mereka semakin paham dengan keadaan kami, dan mereka mulai menyadari bahwa kami berbeda dengan anak-anak dan menantunya yang lain. Dengan berjalanya waktu mereka semakin bijak dengan keputusan-keputusanya dan Alhamdulillah keluarga mertuaku sudah mau mengkaji ajaran Islam lebih dalam lagi dengan bantuan istriku kami meminta salah seorang guru Tahsin dari Liqonya, untuk mengisi pengajian setiap hari minggu di rumah mereka dan sedikit-demi sedikit mereka lebih paham dengan ajaran Islam dan mereka mulai menyadari bahwa selama ini perlakuan mereka terhadap kami dan istriku salah. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan hidayahnya kepada kita semua Amin.  

Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri yang begitu nikmat walaupun dalam keadaan ekonomi yang memprihatinkan

Pada Bulan agustus 2010 kami sekeluarga menjalankan ibadah puasa. Ibadah puasa pada tahun ini terasa sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Walaupun serba kekurangan kami dapat menikmati bulan ramadhan tahun ini dengan khusyu dan penuh kesabaran. Hari demi hari ramadhan kami nikmati, walaupun makanan untuk berbuka hasil pemberian orang tua dan kakak istriku terasa nikmat kami rasakan. Tiaz anakku yang ganteng dan Zahra anakku yang manis tahun ini sudah mulai belajar puasa. Dan hampir setiap adzan berkumandang kedua anakku segera mengambil perlengkapan shalat dan bergegas dating ke masjid untuk melaksanakan shalat lima waktu berjamah.   
 Setelah beberapa lama menunggu pada pertengahan bulan Desember 2010 uang tunjangan Profesi kami mulai di transfer masuk rekening, jumlahnya kurang lebih sebesar delapan belas juta rupiah di potong pajak 5%. Alhamdulillah dengan uang tersebut bisa menjadi penyejuk dikala haus. Dan sedikit demi sedikit permasalahan kami selesai terima kasih ya Allah engkau telah mendengar doa-doa hambamu yang hina ini. Mudah-mudahan uang sertifikasi kami lancar bisa kami terima setiap bulanya amin Karena buat kami sebagai guru swasta uang sebesar itu sangat berarti untuk menyambung hidup demi cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat undang-undang dasar. saya berharap dari uang tersebut dapat meringankan beban keluarga dan dapat membantu ibu yang sedang mengurus adikku yang yatim. Dan keluarga yang lain yang masih kekurangan. Jika ada uang yang tesisa mudah-mudahan dapat kami simpan untuk perbaikan kualitas kami dengan melanjutkan kuliah di S3.amin.
Sekarang ini rumah kami mulai ramai dengan anak-anak yang mengaji dan mengumandangkan juz amma setiap selepas maghrib. Baru dua bulan menghapal juz amma mereka telah hapal dari surat Adduha sampai Annas target kami dalam setahun murid kami insya Allah hapal juz amma. Dalam kelompok pengajian tersebut kami mengajarkan Tauhid, Akhlak, Fiqh, Alquran dan Hadits, ternyata Ilmu Pesantren dan kuliah di Fakultas agama Islam tidak sia-sia dan dapat kami amalkan untuk anak-anak kami dan lingkungannya.